TEMPO.CO, Damaskus - Koalisi Nasional Suriah, Rabu, 10 Juli 2013, menyampaikan bantahan terkait dengan tuduhan Rusia yang menyebutkan bahwa mereka telah menggunakan senjata kimia dalam perang di pinggiran Aleppo pada Maret 2013. Mereka juga meminta tim penyelidik PBB dizinkan melakukan investigasi.
"Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengutuk keras penggunaan senjata kimia guna melawan rakyat sipil dan menolak tuduhan Rusia yang mengatakan bahwa FSA memakai senjata kimia dalam perang di Khan al-Assad, Aleppo," kata Khalid Saleh, juru bicara koalisi dalam sebuah pernyataan, Rabu, 10 Juli 2013.
"Hanya rezim Assad lah yang memiliki kemampuan penggunaan senjata kimia," Saleh menambahkan. "Dewan militer meminta tim monitor PBB datang ke Suriah guna menginvestigasi penggunaan senjata ini, namun rezim Assad menolak memberikan izin."
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, pada Selasa, 9 Juli 2013, mengatakan, hasil analisis para ahli Rusia menyebutkan bahwa ada proyektil mengandung sarin (perusak saraf) digunakan dalam peperangan di Khan al-Assal pada 19 Maret 2013 yang menewaskan 26 warga sipil dan personil militer. "Senjata itu ditembakkan oleh pemberontak."
Pemerntah Suriah dan pemberontak saling tuduh dalam insiden serangan dengan senjata kimia. "Penggunaan senjata kimia bertentangan dengan prinsip-prinsip dan tujuan revolusi Suriah," kata Saleh.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler:
Ahok Lawan Preman di SMPN 289
Reporter Mesir Rekam Sniper yang Menembak Dirinya
Dahlan Iskan: Ada Dirut BUMN Dipecat karena Istri
Sidak di Kemayoran, Jokowi: Camatnya Mana?
Detik-detik Penembakan Dramatis Fotografer Mesir