TEMPO.CO, Jakarta - Duet Bill Gates dan Steve Ballmer, keduanya masing-masing Chairman dan Chief Executive Officer Microsoft Corp, merupakan tandem terlama dalam industri teknologi. Keduanya merupakan teman sekelas yang lebih memilih drop out untuk membangun bisnis bersama.
Pada Jumat lalu duet ini berakhir. Ballmer mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri dalam waktu 12 bulan. Keduanya mencatat sejumlah keberhasilan besar sekaligus beberapa kegagalan bersama.
"Kami ini dua orang dengan satu tugas besar bersama yang dikerjakan dengan cukup bagus," kata Gates dalam sebuah wawancara pada Oktober 1999. "Siapa menyandang posisi apa tidaklah penting."
Ballmer menggantikan posisi Gates sebagai chief executive officer pada Januari 2000. Meski begitu, Gates tetaplah terlibat secara mendalam dalam penentuan arah perusahaan. Gates memposisikan dirinya sebagai kepala arsitek piranti lunak.
Dia juga tetap mengepalai proyek Longhorn, yang berbuah sistem operasi Windows Vista, yang ternyata mengalami sejumlah masalah dan kerap hang. "Itu merupakan hal yang paling saya sesali," kata Ballmer dalam sebuah wawancara soal kegagalan yang terjadi.
Enam bulan sejak peluncuran Vista, Gates mengumumkan akan menyerahkan kegiatan operasi harian kepada orang lain. Dia akan lebih banyak mengurusi kesehatan global lewat yayasan Melinda Gates Foundation. Ray Ozzie, mengambil alih posisi yang ditinggalkan Gates, yang tetap menempati posisi chairman.
Selama masa kepemimpinan Ballmer, pendapatan Microsoft meningkat tiga kali dan laba berlipat dua. Namun harga saham perusahaan tidak ikut terkerek secara proporsional, yang menimbulkan keresahan sebagian investor.
Ini sebagian karena Microsoft terlihat seperti mengalami masalah untuk berpindah pada tahapan gadget mobile, yang didominasi ponsel cerdas dan tablet. Kedua piranti mobile ini menggeser secara perlahan peran desktop dan laptop.
Era baru ini sekarang lebih didominasi Apple, Google, dan Samsung. Upaya Microsoft untuk membuat gadget mobile sendiri seperti tablet Surface juga tidak mendapat sambutan publik. Perusahaan memangkas hingga US$ 900 juta (sekitar Rp 9 triliun) produk Surface RT karena tidak laku terjual.
Kerugian ini dilaporkan beberapa pekan kepada otoritas pasar modal di Amerika Serikat sebelum Ballmer akhirnya mengundurkan diri pada pekan lalu.
CNET | BUDI RIZA
Topik terpopuler:
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Pilkada Jatim
Berita lainnya:
Nonton Konser Metallica, Jokowi: Puaasss!
Lurah Susan : Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Debat di Instagram, Ani Yudhoyono Dinilai Sensitif
Ini Kata Ani Yudhoyono Soal Keaslian Fotonya