TEMPO.CO, Jakarta - Kampung Tanah Tinggi I RT 14, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, siang itu sudah berubah. Permukiman yang tadinya padat dan kumuh ini menjadi tempat hunian yang bersih, asri, dan rapi.
Dalam pantauan pada pukul 10.30, permukiman yang kini bernama Kampung Deret Tanah Tinggi ini terlihat lebih lapang. Juga ada taman gantung di setiap teras rumah warga. Sebanyak 38 rumah dibangun dengan bahan permanen. Cahaya matahari pun kini lebih menyinari tiap-tiap rumah di kawasan kampung deret itu.
Di dekat pagar pembatas antar-rel kereta Stasiun Senen dihiasi berbagai tanaman. Dalam tiap-tiap pot tanaman itu bertuliskan "Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta".
Seorang wanita paruh baya terlihat sedang menyapu di halaman rumahnya, yang terletak tak jauh dari pintu masuk menuju kampung deret ini. Tak lama kemudian, wanita bernama Mardiyah, 53 tahun, ini menyirami tanaman di pot yang bertuliskan "Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta" itu.
"Biasa, nyiram dan bersih-bersih supaya terlihat rapi dan segar," kata Mardiyah, warga Tanah Tinggi I, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Di sudut lain, Nenti, 26 tahun, baru saja selesai menjemur pakaian. Nenti menjemur pakaian di pagar pembatas antara rel kereta api Senen dan Kampung Tanah Tinggi.
"Semenjak rumah kampung deret ini dibangun, saya jadi menjemur di sini," ujar Nenti. "Kalau dulu (sebelum kampung deret dibangun) jemur di depan rumah pakai tali tambang juga bisa. Tapi, kan, sekarang beda."
Rumah-rumah di sekitar RT 14 RW 01, Kampung Tanah Tinggi I, kini sudah terlihat baik. Perkampungan yang sebelumnya kumuh ini sudah tertata rapi dan bersih sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat Kampung Deret Tanah Tinggi bulan Mei lalu, setelah kebakaran besar terjadi di RT 14 pada Maret 2013.
Muhammad Yahya, 60 tahun, selaku Ketua Rukun Tetangga 14, mengatakan permukiman yang ia tempati sejak 60 tahun silam itu saat ini bukan tempat kumuh lagi. "Banyak cahaya masuk, dan lebih sehat," ujar Yahya.
"Kalau dulu, rumah-rumah di sini banyak yang hanya dari tripleks. Sekarang, kan, sudah permanen semua," kata Yahya. "Di setiap rumah pun sekarang sudah dilengkapi kamar mandi, baik rumah kecil maupun yang besar."
Dengan berubahnya lingkungan ini, masih menurut Yahya, kebiasaan warga Tanah Tinggi juga dituntut untuk berubah lebih bersih dan sehat. Yahya tidak ingin lingkungannya kembali kumuh karena kebiasaan buruk warganya, seperti membuat jemuran di sembarang tempat, mencuci baju di halaman rumah, dan buang sampah sembarangan.
"Bahkan saya imbau kepada yang berjualan agar menaruh kembali perlengkapan jualannya ke dalam rumah jika sudah malam," kata Ketua RT yang sudah menjabat sejak tahun 2004 ini. "Semoga kebiasaan 'kumuh' mereka hilang seiring perubahan lingkungannya yang kini lebih baik."
Yahya dan warganya akhirnya bisa merasakan apa yang dijanjikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membuat kampung deret. Rencananya, masih menurut Yahya, kampung deret besutan Jokowi akan dibangun sepanjang Jalan Tanah Tinggi I.
REZA ADITYA RAMADHAN
Terhangat:
Pasar Tanah Abang | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Sisca Yofie
Berita Terkait:
'Menjinakkan' Anak Wilayah Tanah Abang
Rencana Jokowi Promosikan Blok G Tanah Abang
Serah Terima Kunci Blok G Tanah Abang Dimulai
Alasan Pedagang Berebut Kios Blok G Tanah Abang