TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, menyatakan penyebab maskapai Lion Air mengalami keterlambatan penerbangan dari jadwal yang ditentukan karena ada 15 orang ground staff di Bandara Ngurah Rai sakit pada hari Ahad, 1 September 2013.
"Problemnya, ada 15 ground staff kami tidak masuk kerja dengan alasan sakit. Tapi kami sedang lakukan investigasi apakah betul ramai-ramainya mereka tidak masuk kerja itu benar-benar sakit atau mangkir," kata Edward, saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 September 2013.
Edward mengatakan, pihaknya saat ini belum menyimpulkan hasil investigasi internal mengenai hal itu. Namun, pihaknya akan memberikan sanksi kepada pegawainya bila benar-benar ditemukan mangkir.
"Mereka tidak demo, mereka juga tidak izin sebelumnya. Sehingga tidak masuknya 15 orang ini sangat mengganggu kelancaran jadwal penerbangan. Antrean check in menjadi panjang sehingga berdampak keterlambatan pada penerbangan lain di Bandara Soekarno-Hatta," kata Edward.
Menurut Edward, secara teknis pesawat tidak mengalami hambatan. "Pesawat baik, kru (pilot, pramugari) juga baik, hanya persoalan ground staff yang tidak ada gantinya karena tidak masuk kerja itu," kata Edward.
Tidak masuknya 15 orang ground staff tanpa izin itu, menurut dia, baru pertama kalinya terjadi di Lion Air sepanjang maskapai penerbangan ini beroperasi. Oleh karena itu, dia mengatakan saat ini menyiapkan pegawai ground staff yang siap menggantikan tugas kawannya jika berhalangan. "Kami siapkan ground staff pelapis," katanya.
Manajer Umum PT Angkasa Pura II cabang Soekarno-Hatta, Yudis Tiawan, mengatakan pada saat kejadian delay Lion Air, pihaknya membantu menenangkan penumpang. "Kami juga mengamankan dengan menyiapkan petugas keamanan (security airport), tapi mereka masih dalam taraf wajar, tidak anarkis melakukan perusakan fasilitas," kata Yudis.
Yudis juga mengatakan, para penumpang kesal karena tidak ada penjelasan kepada penumpang sehingga membuat mereka panik apalagi mengalami keterlambatan selama berjam-jam. "Mereka tidak mendapat kepastian jadwal penerbangan dengan pesawat pengganti. Itu yang menyebabkan mereka marah," kata Yudis.
Namun demikian, sebagai pengelola bandara, pelayanan penumpang mesti diperhatikan, apalagi selain mereka pelanggan maskapai penerbangan, mereka juga pelanggan bandara. Yudis mengatakan, pihaknya berusaha membuat penumpang nyaman selama menunggu jadwal penerbangan Lion pengganti.
Sejumlah penerbangan Lion Air tujuan Surabaya, Makassar, Jambi dan Denpasar dari Bandara Soekarno-Hatta mengalami penundaan penerbangan lima hingga enam jam. Peristiwa itu terjadi pada Ahad, 1 September 2013.
Sejak sore, penumpang harus menunggu pesawat pengganti. Mereka juga tidak diinapkan di hotel. Tiga maskapai Lion yang mengalami delay antara lain JT 874 tujuan Makassar, JT 696 jurusan Surabaya-Kupang dan JT 502 tujuan Semarang.
AYU CIPTA
Topik terhangat: Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung | Rupiah Loyo
Terpopuler
Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?
Ahok Datangi Paripurna, Fraksi PPP Walk Out
Pedagang Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi
Luthfi Tutupi Sosok Bunda Putri ke Pengacaranya
Arsenal Akhirnya Dapatkan Mesut Ozil