TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman keputusan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve untuk mencabut stimulus perekonomian, masih memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan laju saham di dunia. "Pelaku pasar masih menunggu kepastian angka yang akan diumumkan The Fed," kata Kepala Analis Trust Securities, Reza Priyambada, saat dihubungi Tempo pada Selasa, 17 September 2013.
Pada Rabu, 18 September, The Fed dijadwalkan akan mengumumkan keputusan berapa besar stimulus pembelian bond di pasar uang global. Sentimen ini diikuti dengan mundurnya mantan Menteri Keuangan AS, Larry Summers, dari bursa pencalonan Gubernur Bank Sentral AS tersebut.
Reza menilai, pasar tidak akan bereaksi berlebihan menghadapi pengumunan pengurangan stimulus The Fed. "Pelaku pasar sudah banyak mengeti juga bahwa kebijakan ini diambil untuk perbaikan ekonomi Ameriika," kata Reza.
Pada pembukaan sesi I perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan tercatat melemah 16 poin atau 0,39 persen dari level pembukaannya 4.518 menjadi 4.506 pada pukul 11.05. Reza memprediksi, perdagangan IHSG akan berada pada level support 4.372 hingga 4.489 dan level resisten pada 4.538. "Penguatan dapat bertahan jika tidak dimanfaatkan untuk profit taking," kata Reza.
Melalui data pasar saham Bloomberg, di bursa global, indeks Dow Jones Industrial Average di AS tercatat menguat 118 poin pada level 15.494 dari level pembukannya pada 15.381. Indeks Euro Stoxx di Eropa tercatat menguat 0,96 persen atau 27 poin dari level pembukaannya pada 2.882 menjadi 2.894.
Di bursa regional, indeks Niikei Jepang melemah sebesar 0,2 persen atau 28 poin dari level pembukaan 14.456 menjadi 14.375. Untuk indeks Hang Seng Hong Kong, terjadi juga pelemahan sebesar 0,28 persen atau sebesar 64 poin dari level pembukaan pada 23.246 menjadi 23.188.
Mengenai pengaruh sentimen data ekonomi global dari Cina, Jepang, dan beberapa negara Eropa, Reza menilai pengaruhnya masih akan kalah dengan sentimen tappering The Fed. "Stimulus The Fed mempengaruhi likuiditas pasar global, investor jelas lebih memperhatikan hal tersebut," kata Reza.
Selain itu, Reza mengatakan, perlu diantisipasi juga sentimen lain yang berpengaruh terhadap pergerakan bursa dunia. "Misalnya penurunan harga minyak mentah global yang mampu menopang penguatan bursa Eropa," kata Reza.