TEMPO.CO, California - Rover Mars milik NASA, Curiosity, mengungkapkan tidak ada jejak metana yang merupakan sinyal adanya kehidupan primitif di permukaan Mars. Temuan itu bertentangan dengan bukti gas yang terlihat sebelumnya oleh pesawat ruang angkasa yang mengorbit Planet Merah itu.
Temuan Curiosity itu sekaligus menambah bahan bakar baru untuk perdebatan apakah gas tersebut benar-benar hadir di Mars. Dan tidak semua ilmuwan yakin bahwa metana hilang di Mars.
Upaya pertama, dan satu-satunya, untuk mencari kehidupan di Mars adalah dalam misi Viking yang diluncurkan pada tahun 1975. Upaya mereka gagal menemukan senyawa organik di tanah Mars, yang mengesampingkan kemungkinan adanya kehidupan di Planet Merah.
Namun dalam dekade terakhir, penyelidikan dengan mengorbit Mars dan melalui teleskop di Bumi telah mendeteksi apa yang tampaknya menjadi gumpalan gas metana dari Planet Merah. Kehadiran metana tak berwarna, tak berbau, mudah terbakar di Mars, yang juga merupakan molekul organik paling sederhana, membantu menghidupkan kembali peluang adanya kehidupan tepat di bawah permukaan planet itu.
Di Bumi, sebagian besar gas metana di atmosfer dilepaskan oleh mahluk hidup, seperti sapi. Para ilmuwan telah menduga bahwa metana tetap stabil di atmosfer Mars sekitar 300 tahun , sehingga apa pun yang menghasilkan gas itu melakukannya baru-baru ini saja.
Sekarang, dengan temuan baru dari Curiosity yang diumumkan kemarin, 19 September, di jurnal Science menunjukkan bahwa, paling banyak, hanya jejak metana yang ada di Mars.
"Karena produksi metana adalah tanda kemungkinan aktivitas biologis, hasil yang kami peroleh mengecewakan bagi banyak orang," kata pemimpin penulis studi Christopher Webster, seorang ilmuwan Bumi dan planet di Jet Propulsion Laboratory milik NASA di Pasadena, California
Namun temuan itu masih menjadi teka-teki para ilmuwan. "Ini misteri yang dikelilingi oleh teka-teki," kata fisikawan pencitraan Jan-Peter Muller dari University College London, yang merupakan anggota tim sains rover Curiosity tetapi tidak terlibat dalam studi metana Mars terbaru. "Ini jelas bertentangan dengan apa yang telah diukur dari ruang angkasa dan dari bumi." Simak berita tekno lainnya di sini.
SPACE | ERWIN Z
Berita lain
Pembeli IPhone 5S Pertama di Dunia Orang Indonesia
Ini Perbandingan BlackBerry Z30 dengan iPhone 5S
Bumi Bisa Bertahan 1,75 Miliar Tahun Lagi
Setelah iPhone 5S, Apple Siapkan iPhone 6
Gawat, Ada Kompetisi Meretas Touch ID pada 5S