TEMPO.CO, Jakarta - Ridwan Nur alias Tompel, 18 tahun, pelajar pelaku penyiraman air keras di bus PPD, baru sembuh dari luka akibat siraman air keras. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Negeri 1 Jakarta, M. Bakrie Akkas, mengatakan anak didiknya itu memang pernah menjadi korban penyiraman air keras.
"Saat kelas 2 dia pernah jadi korban, terlibat tawuran dan diproses polisi. Tepatnya kapan saya tidak ingat," kata dia saat ditemui di sekolahnya, Jakarta Pusat, Senin, 7 Oktober 2013. Akibat peristiwa itu, kepala Tompel botak di sebelah kanan.Penyembuhan luka tahun lalu tersebut memerlukan waktu cukup lama hingga belakangan ini. "Keringnya baru-baru ini saja," kata Bakrie. Bakrie sendiri mengaku tidak tahu lawan tawuran anak didiknya saat itu. "Kami tidak tahu. Tapi kata dia, anak (SMK) Karya Guna yang kena air keras itu," ujarnya.
Sehingga, Bakrie menduga Tompel ingin membalas dendam dengan menyiram air keras ke siswa SMK Karya Guna. Informasi yang ia dapat, Tompel berpikir yang di bus itu pelajar Karya Guna. "Tapi ternyata bukan, malah anak KR (SMK 34 Jakarta atau SMK Kramat)" kata Bakrie.
Tompel merupakan siswa kelas 3 Jurusan Teknik Mesin SMK 1 Jakarta atau sering disebut SMK Boedi Oetomo, Jakarta Pusat. Saat ini, Tompel menjadi tersangka atas kasus penyiraman air keras ke-13 orang penumpang bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol, di Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jumat pagi, 4 Oktober 2013.
Dari semua korban, empat di antaranya merupakan para pelajar yang hendak berangkat ke sekolah. Tompel ditangkap pihak Kepolisian Jakarta Timur pada Sabtu malam di Bekasi saat sedang kumpul bersama teman-temannya.
LINDA TRIANITA
Topik Terhangat:
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | APEC Info Haji | Pembunuhan Holly Angela
Berita Lainnya:
Pelajar Penyiram Air Keras di Bus PPD Tertangkap
Tompel Siram Air Keras di Bus Bukan karena Tawuran
Beredar, Surat dari Akil Mochtar ke MK
Soal Ratu Atut, Jawara Banten 'Tantang' KPK
Akal-akalan Putusan Akil, Wani Piro?