TEMPO.CO, Sukabumi-Seekor macan tutul jawa (Phantera pardus melas) di Sukabumi berhasil ditangkap hidup-hidup dengan cara diperangkap. Sebelumnya, satwa dilindungi itu biasanya selalu mati dibunuh warga.
Penangkapan itu dilakukan di hutan blok Cijengkol Desa Girimukti Kecamatan Ciemas daerah Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi, Sabtu, 12 Oktober 2013. Seekor macan tutul jantan masuk perangkap sekitar pukul 22.00 WIB. Macan itu diperkirakan telah dewasa berusia 8-9 tahun, sepanjang total 170-180 cm, seberat 40-50 kilogram."Sebelumnya ada warga yang anjingnya hilang, diduga dimangsa macan," kata Hendra, pegawai Rescue Tim dari Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor di lokasi, Senin, 14 Oktober 2013.
Penangkapan macan atas permintaan warga itu memakai perangkap berupa kandang besi milik TSI Bogor. Petugas bekerja sama dengan warga dan aparat setempat, kepolisian, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Dari lokasi penangkapan, macan dipindahkan ke kandang transit lalu dibawa ke TSI Bogor, Senin sore, 14 Oktober 2013. "Macan tutul kami titipkan di TSI. Kalau ada vegetasi yang cocok, akan kami lepas liarkan lagi," kata Kepala Polisi Kehutanan Resor Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, di lokasi hari ini.
Penangkapan hidup-hidup macan tutul jawa ini merupakan yang pertama kali di kawasan Jampang Kulon tersebut. Sebelumnya, beberapa kali macan turun gunung dan memangsa ternak, mulai dari ayam, kambing, hingga sapi. Warga kampung kemudian berusaha menghentikan aksi macan itu dengan perangkap berupa kandang bambu lalu dibunuh.
Dari informasi yang dikumpulkan Tempo, diduga sudah lebih dari 10 ekor macan tutul yang dibunuh dengan cara ditembak senapan angin serta ditusuk dan dibacok. Dagingnya kadang dimakan bersama atau diawetkan (off set). Seorang warga, Peni, 62 tahun, mengatakan, sepengetahuannya ada 3 ekor macan tutul yang dibunuh sejak 1982 hingga 1990-an. Lokasinya tersebar di sejumlah kampung, seperti Cikees, Cikeusik Bodas, dan Talaga. "Tewas didor pakai bedil cuplik," katanya.
Penangkapan hidup-hidup macan tutul itu diupayakan oleh Nyonyo. Pengusaha teknologi informasi dari Jakarta itu suka ke daerah Jampang Kulon mengikuti rekan-rekan pemburu babi hutan dari Perbakin Jakarta. Begitu dapat laporan munculnya macan tutul di perkampungan, ia berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Satwa Liar Indonesia (FOKSI) dan TSI untuk menangkap hidup-hidup dengan perangkap kandang. "Ini akan jadi model upaya pelestarian satwa langka di wilayah ini," ujarnya.
ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler:
SBY Tak akan Ungkap Identitas Bunda Putri
Eros: SBY Kok Baru Kaget Dinasti Ratu Atut
Malaysia Larang Koran Katolik Pakai Kata 'Allah'
Dua Analisa Pembunuh Holly Angela
Agung Laksono: Ratu Atut Kader Golkar yang Baik
Selingkuh Politik-Bisnis Dinasti Keluarga Atut