Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Macan Tutul Sukabumi Ditangkap

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Penggunaan kamera khusus ini memungkinkan peneliti mendapatkan gambar macan tutul tanpa perlu mengusiknya. Peneliti sudah memasang camera trap ini di beberapa tempat yang sering dilalui hewan-hewan. CIFOR
Penggunaan kamera khusus ini memungkinkan peneliti mendapatkan gambar macan tutul tanpa perlu mengusiknya. Peneliti sudah memasang camera trap ini di beberapa tempat yang sering dilalui hewan-hewan. CIFOR
Iklan

TEMPO.CO, Sukabumi-Seekor macan tutul jawa (Phantera pardus melas) di Sukabumi berhasil ditangkap hidup-hidup dengan cara diperangkap. Sebelumnya, satwa dilindungi itu biasanya selalu mati dibunuh warga.

Penangkapan itu dilakukan di hutan blok Cijengkol Desa Girimukti Kecamatan Ciemas daerah Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi, Sabtu, 12 Oktober 2013. Seekor macan tutul jantan masuk perangkap sekitar pukul 22.00 WIB. Macan itu diperkirakan telah dewasa berusia 8-9 tahun, sepanjang total 170-180 cm, seberat 40-50 kilogram."Sebelumnya ada warga yang anjingnya hilang, diduga dimangsa macan," kata Hendra, pegawai Rescue Tim dari Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor di lokasi, Senin, 14 Oktober 2013.

Penangkapan macan atas permintaan warga itu memakai perangkap berupa kandang besi milik TSI Bogor. Petugas bekerja sama dengan warga dan aparat setempat, kepolisian, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Dari lokasi penangkapan, macan dipindahkan ke kandang transit lalu dibawa ke TSI Bogor, Senin sore, 14 Oktober 2013. "Macan tutul kami titipkan di TSI. Kalau ada vegetasi yang cocok, akan kami lepas liarkan lagi," kata Kepala Polisi Kehutanan Resor Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, di lokasi hari ini.

Penangkapan hidup-hidup macan tutul jawa ini merupakan yang pertama kali di kawasan Jampang Kulon tersebut. Sebelumnya, beberapa kali macan turun gunung dan memangsa ternak, mulai dari ayam, kambing, hingga sapi. Warga kampung kemudian berusaha menghentikan aksi macan itu dengan perangkap berupa kandang bambu lalu dibunuh.

Dari informasi yang dikumpulkan Tempo, diduga sudah lebih dari 10 ekor macan tutul yang dibunuh dengan cara ditembak senapan angin serta ditusuk dan dibacok. Dagingnya kadang dimakan bersama atau diawetkan (off set). Seorang warga, Peni, 62 tahun, mengatakan, sepengetahuannya ada 3 ekor macan tutul yang dibunuh sejak 1982 hingga 1990-an. Lokasinya tersebar di sejumlah kampung, seperti Cikees, Cikeusik Bodas, dan Talaga. "Tewas didor pakai bedil cuplik," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penangkapan hidup-hidup macan tutul itu diupayakan oleh Nyonyo. Pengusaha teknologi informasi dari Jakarta itu suka ke daerah Jampang Kulon mengikuti rekan-rekan pemburu babi hutan dari Perbakin Jakarta. Begitu dapat laporan munculnya macan tutul di perkampungan, ia berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Satwa Liar Indonesia (FOKSI) dan TSI untuk menangkap hidup-hidup dengan perangkap kandang. "Ini akan jadi model upaya pelestarian satwa langka di wilayah ini," ujarnya.

ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler:
SBY Tak akan Ungkap Identitas Bunda Putri
Eros: SBY Kok Baru Kaget Dinasti Ratu Atut 
Malaysia Larang Koran Katolik Pakai Kata 'Allah' 
Dua Analisa Pembunuh Holly Angela
Agung Laksono: Ratu Atut Kader Golkar yang Baik
Selingkuh Politik-Bisnis Dinasti Keluarga Atut  

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Papua Dorong Penetapan Kawasan Ekosistem Penting untuk Lindungi Flora dan Fauna

22 Mei 2022

Kepala seksi konservasi hutan bidang perlindungan Dinas Kehutan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua Ahmad Syaifudin saat menandatangani berita acara pelepasliaran 38 Satwa Endemik Papua. (ANTARA/Ardiles Leloltery)
Papua Dorong Penetapan Kawasan Ekosistem Penting untuk Lindungi Flora dan Fauna

Kawasan ekosistem penting tersebut akan dikelola oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat adat setempat.


Beberapa Fauna Unik dari Hutan dan Sungai Amazon

9 Maret 2022

Ikan piran raksasa yang tertangkap pemancing, di Kongo, Afrika. (Daily Mail)
Beberapa Fauna Unik dari Hutan dan Sungai Amazon

Trenggiling raksaan terancam punah. Tapi lembah Sungai Amazon yang luas, berawa, dan tak dapat ditembus, memberi populasi mereka tempat untuk tinggal.


Mengenal Tarsius, Primata Terkecil di Dunia Asal Sulawesi

25 Agustus 2021

Tarsius Tumpara adalah salah satu satwa unik endemik Pulau Siau, Sulawesi Utara. TEMPO | Ronny Adolof Buol
Mengenal Tarsius, Primata Terkecil di Dunia Asal Sulawesi

Tarsius, primata terkecil di dunia ini merupakan endemik Sulawesi ini, bisa melompat cukup jauh dan sangat romantis terhadap pasangannya.


Biodiversity Warriors Data Keanekaragaman Hayati di Taman Menteng

23 Mei 2018

Anggota Biodiversity Warriors mengamati ragam flora dan fauna di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 22 Mei 2018. TEMPO/Salsabila Putri Pertiwi
Biodiversity Warriors Data Keanekaragaman Hayati di Taman Menteng

Memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, Biodiversity Warriors dari Yayasan KEHATI menggelar pendataan keanekaragaman hayati di Taman Menteng.


Wow, Macan Tutul Kalimantan Tertangkap Kamera di Suaka Malaysia

12 November 2017

Macan tutul tengah mengendap untuk memburu seekor ikan di tengah sungai berlumpur. Macan tutul sangat ahli memburu ikan, namun sangat sedikit yang berhasil mendokumentasikannya melalui fotografi. Dailymail
Wow, Macan Tutul Kalimantan Tertangkap Kamera di Suaka Malaysia

Macan tutul Kalimantan dan dua anaknya tertangkap kamera saat menembus hutan lindung Malaysia, pekan lalu


40 Jalak Kebo akan Dilepasliarkan dari Kebun Binatang Bandung

9 November 2017

Sejumlah burung jalak kebo sebelum dilepasliarkan dalam Jambore Sapu Gunung di Desa Ranupani, Lumajang, 30 April 2016. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melepas 50 ekor burung jalak kebo, trocokan dan cucak ijo yang merupakan burung endemik TNBTS. ANTARA/Seno
40 Jalak Kebo akan Dilepasliarkan dari Kebun Binatang Bandung

Kebun binatang Bandung akan melepasliarkan 40 burung jalak kebo yang merupakan hasil breeding di kebun binatang tersebut.


Ups, Seekor Macan Kumbang Tertangkap Kamera di Nusa Kambangan

6 November 2017

Macan Kumbang
Ups, Seekor Macan Kumbang Tertangkap Kamera di Nusa Kambangan

Seekor macan kumbang tertangkap kamera seorang pekerja di Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.


17 Burung Maleo Dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Bakiriang

7 Agustus 2017

Dokumentasi anakan burung maleo (Macrocepalon Maleo). ANTARA
17 Burung Maleo Dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Bakiriang

Tujuh belas burung maleo (Macrocephalon maleo), satwa langka endemik Sulawesi Tengah, hasil penangkaran PT Donggi Senoro LNG dilepasliarkan ke habitatnya.


Kelelawar Kembar Siam Ditemukan di Brasil

1 Agustus 2017

Kelelawar kembar siam  ditemukan di bawah pohon mangga di tenggara Brazil  pada 2001. Kredit: Dr. Nadja L. Pinheiro/Livescience
Kelelawar Kembar Siam Ditemukan di Brasil

Hanya dua pasangan kelelawar kembar siam lainnya yang telah dilaporkan dalam literatur ilmiah, satu pada tahun 1969 dan satu lagi di tahun 2015.


Seekor Buaya Nyelonong di Sungai Tempat Anak Bermain di Kotabaru

12 Juli 2017

caradvice.com.au
Seekor Buaya Nyelonong di Sungai Tempat Anak Bermain di Kotabaru

Warga Baharu Selatan, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, digegerkan penemuan buaya di tempat bermain