TEMPO.CO, Semarang - Wilayah perairan Yogyakarta dan Cilacap dinilai paling rawan terjadi musibah kecelakaan pantai pada akhir tahun ini. Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang menetapkan dua wilayah tersebut menjadi pantauan khusus, selain sejumlah daerah lain yang sering mengalami bencana alam.
"Pada akhir tahun, musim hujan dan cuaca tak baik. Di sisi lain, daerah Yogyakarta dan Cilacap menjadi daerah kunjungan wisata yang selalu penuh saat akhir tahun," kata Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono seusai pembukaan pelatihan Search and Rescue di kantornya, Rabu, 16 Oktober 2013.
Untuk mengantisipasi hal itu, Basarnas telah menyiapkan operasi SAR guna mengerahkan potensi atau sukarelawan dari berbagai pihak, seperti dari TNI, Polri, hingga masyarakat umum dan mahasiswa.
Keputusan menetapkan kawasan pantai Yogyakarta dan Cilacap sebagai daerah rawan musibah berdasarkan analisis musibah yang terjadi belakangan. Di antaranya peristiwa tenggelamnya kapal motor Akau Jaya Sembilan di Gunung Kidul serta sejumlah musibah pantai di wilayah Pos Basarnas Cilacap.
Kantor SAR Semarang membawahkan sejumlah kawasan di daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah tersebut dibagi dalam empat pos, masing-masing pos Yogayakarta, Cilacap, Jepara, dan Solo.
Sukarelawan Siaga 24 Jam
Agus Haryono menjamin saat ini pihaknya telah memiliki sukarelawan yang siaga selama 24 jam untuk melakukan penyelamatan bila terjadi bencana. Para sukarelawan itu telah dibekali pelatihan, kemampuan, dan pengetahuan dalam memberikan pertolongan sehingga proses di lapangan bersatu padu. "Ada 40 orang yang siap menjalankan pertolongan yang telah terlatih. Itu akan dibantu oleh tim lain di daerah," kata dia.
Direktur Bina Ketenagaan dan Potensi Badan SAR Nasional, Hadi Tjahjadi, menyatakan kesiapan menjalankan misi penyelamatan dan pertolongan itu dibuktikan dengan kelengkapan yang ada. Di antaranya kapal, perahu karet, dan alat selam. "Alat-alat itu sudah standar, meski jumlahnya perlu ditambah," kata Hadi Tjahjadi.
Tambahan alat pertolongan dan penyelamatan diperlukan untuk mengantisipasi adanya musibah secara bersamaan. Menurut dia, pemerintah akan menambah alat penyelamatan laut, seperti kapal berukuran 60 meter. Tambahan kapal diperlukan untuk melengkapi persediaan kapal milik SAR di Semarang, yang saat ini hanya berukuran 28 hingga 40 meter.
Selain alat penyelamatan, Basarnas akan menambah lagi dua unit helikopter jenis Dauphin dari Prancis, yang penempatannya berdasarkan frekuensi, rasio penduduk, dan potensi kecelakaan.
Helikopter jenis Dauphin dinilai sangat efektif untuk kerja-kerja penyelamatan tim SAR. Selain mampu menampung hingga 12 orang, helikopter itu juga beroperasi dengan waktu terbang lama. Helikopter jenis itu baru dimiliki oleh Polri.
EDI FAISOL
Berita terpopuler:
Demi Selingkuhan, Istri Bersiasat Bunuh Suami
VO2Max Tinggi, Evan Dimas Bagai Mobil Tangki Besar
Kenapa Jokowi Kurban di Lenteng Agung?
Ada Cacing Hati di Sapi Jokowi
Gempa Filipina, Waspada Tsunami di Indonesia Timur