TEMPO.CO, Jakarta - Robin Napitupulu, korban salah tangkap petugas Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Tanjung Duren, Jakarta Barat, mengaku langsung ditodong pistol dua petugas yang menganiayanya. Robin, yang diduga polisi sebagai gembong komplotan pencuri mobil ini pun, lari karena mengira kedua polisi itu hendak membunuhnya. “Tiba-tiba mereka berdua datang, tanpa mengatakan apa pun, terus langsung menodong pistolnya,” kata Robin saat ditemui di Rumah Sakit Pelabuhan, Jakarta Utara, Rabu, 16 Oktober 2013.
Robin menuturkan peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 12 Oktober 2013, pukul 22.00 WIB. Kala itu, ia baru selesai menonton laga sepakbola Indonesia VS Korea Selatan di rumah kekasihnya, Avian Melawati, 24 tahun, di daerah Koja, Jakarta Utara. Robin yang hendak pulang pun menyambangi mobil Toyota Rush hitam bernomor polisi B-1946-KOR miliknya yang terparkir sekitar 100 meter dari rumah Avian.
Saat akan menginjak gas, sebuah sedan tepat berhenti dan menghalangi mobil Robin. Dua orang pengemudi sedan itu pun langsung keluar dan menyambangi Robin dengan menodongkan senjata. Kaget, pria 26 tahun ini langsung membungkuk menghindari todongan pistol kedua pencegatnya itu, yang belakangan diketahui sebagai polisi. Sempat mendegar empat suara letusan dari pistol kedua orang itu, Robin langsung menancap gas kendaraannya. “Saya langsung tancap gas dan mengelilingi pemukiman warga itu,” katanya.
Nahas, Robin justru dikira maling. Warga yang melihatnya justru mengejar dan menimpuki mobil Robin menggunakan batu. Sekitar 10 menit Robin mengelilingi permukiman. Dengan harapan dikenali dan dilindungi warga setempat, ia pun kembali ke tempat semula mobil diparkir. Menurut dia, ketika sampai di tempat semula, Robin melihat ada seorang tukang tambal ban mau menimpuknya pakai pot bunga. "Tapi, saat mengetahui bahwa itu saya ia langsung kaget dan langsung membawa saya ke kantor RW setempat," ujar Robin.
Saat dibawa ke pos RW, dua polisi tadi ternyata sudah berada di sana. Tanpa basa-basi, bogem mentah pun melayang ke kepala Robin. Dia pun mengatakan bahwa kedua polisi itu langsung menudingnya sebagai pencuri kendaraan bermotor. "Mereka langsung memukul kepala saya pakai gagang pistolnya," kata Robin.
Robin, yang sudah berpacaran dengan Avian selama enam tahun itu pun, dikenali warga setempat. Warga sekitar langsung melaporkan kejadian itu ke keluarga Avian. Kaget dengan kondisi pacarnya yang sudah berdarah-darah, Avian pun menanyakan perihal pemukulan kekasihnya kepada petugas. Namun, bukan jawaban yang diterimanya, perempuan itu malah diminta keluar dari pos RW. "Diam kamu, saya tuntut kamu," kata Avian menirukan ucapannya kedua polisi tersebut.
Tak lama, anggota Kepolisian Sektor Koja Jakarta Utara datang ke lokasi kejadian. Robin langsung dibawa ke Polsek Koja untuk diamankan tanpa merawat lukanya terlebih dahulu. Avian beserta keluarganya akhirnya sukses memaksa petugas untuk membawa Robin ke RS Pelabuhan Jakarta yang tak jauh dari lokasi kejadian. "Sekitar jam 12 malam, Robin dapat penanganan di rumah sakit dan langsung dijahit sebanyak 18 jahitan di kepala dan dua jahitan di pelipis kiri," ujarnya.
Robin menceritakan ciri-ciri oknum yang memukul dirinya. Menurut dua, pria yang memukul itu memiliki tinggi badan sekira 165 cm. Polisi itu, katanya, memiliki janggut yang lebat, warna kulit hitam, bagian hidung mancung dan bentuk muka oval. "Dia juga memiliki badan yang tegap, tapi perutnya agak sedikit buncit," ujar Robin.
AMRI MAHBUB
Al, Anak Ahmad Dhani: Kondisi Dul Mulai Pulih
Kriminolog: Setiap Tempat Harus Ada CCTV
Ahmad Dhani Cari Pengasuh Anak?
Penerapan ERP, Polisi Tak Lagi Sakit Paru-paru
Jaksa Koboi Serpong Jadi Tersangka