TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dinilai sudah tidak fokus lagi mengurus Kota Tangerang Selatan karena sibuk mengurus suaminya, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan, yang berada di dalam rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Airin dinilai terlalu sibuk dan hanya wara-wiri menjenguk Wawan, tersangka kasus suap mantan ketua MK Akil Mochtar dalam sengketa pilkada Lebak, ketimbang bekerja sebagai wali kota.
"Karena terlalu sibuk mengurus suaminya, Airin sudah terpecah pikirannya dan tidak bisa fokus urus Tangsel," ujar Sekretaris Jenderal Jaringan Peduli Tangerang Selatan, Ali Irvan, Ahad, 20 Oktober 2013.
Melihat kondisi seperti ini, JPTS mendesak agar Airin mengundurkan diri sebagai Wali Kota Tangsel agar lebih fokus dan konsentrasi mengurus suaminya di tahanan KPK. "Itu akan sangat baik buat dia dan buat rakyat Tangsel juga," katanya.
Dan yang lebih penting lagi, kata Ali Irvan, mundurnya Airin tersebut menunjukkan budaya malu bangsa ini masih terjaga. Sebab, suami yang ditahan KPK karena kasus suap dan keluarga besarnya yang kini sedang disorot tajam karena diduga melakukan korupsi sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan bahwa Airin sebagai Wali Kota Tangsel sudah tidak bisa bicara lagi tentang good and clean governance. "Sudah tidak bisa lagi menjadi teladan bawahannya, terus apalagi yang dipertahankan?" kata Ali.
Wawan, yang kini mendekam di rumah tahanan KPK, disangka terlibat dalam praktek suap kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar untuk mengatur putusan sengketa pemilihan kepala daerah Lebak. Belakangan, audit Badan Pemeriksa Keuangan mengungkap penyimpangan sejumlah proyek yang digarap Wawan.
Penelusuran Tempo menemukan bahwa pasangan Wawan-Airin memiliki sejumlah perusahaan yang kerap terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur di Provinsi Banten. Sedikitnya ada lima perusahaan yang dalam akta mencantumkan nama Airin, suaminya, atau keluarga sebagai pemegang saham.
PT Bali Pacific, misalnya, tercatat mengerjakan proyek jalan Tigaraksa-Rangkas Bitung yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Banten. Total nilai proyek jalan itu adalah Rp 7 miliar. Proyek tersebut tercatat di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. Wawan adalah Direktur Utama perusahaan itu.
Adapun istri Wawan, Airin, tercatat sebagai pemilik saham PT Putra Perdana Jaya. Menurut data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Banten, PT Putra adalah pemenang tender proyek jalan Citeurep-Tanjung Lesung-Sumur. Nilai proyek yang dibiayai dengan APBD Banten 2013 itu adalah Rp 38 miliar. Airin, yang pulang lebih awal dari pendidikannya di Harvard, Amerika, sejak suaminya ditangkap, terlihat bolak-balik menjeguk suaminya di rutan KPK.
JONIANSYAH
Topik terhangat:
Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Foto Bunda Putri | Dinasti Banten
Berita terkait:
Ditanya Soal Brankas, Airin : Main ke Tangsel, Ya!
Imigrasi Akui Nama Atut Tanpa Ratu di Paspor
Atut Tak Gunakan Gelar Ratu di Paspor
Airin Jenguk Suaminya Saat Jam Kerja
Airin Mahasiswa Rajin di Harvard
Empat Sumber Dana Kursus Bupati di Harvard
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Berita lainnya:
Perbedaan Cina dan China Versi Remy Sylado
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Ketika Ariel-Luna Maya 'Dipertemukan' di Panggung
Hendak Laporkan Korupsi Lebak, Aktivis Dirampok