TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 20 monyet hasil razia masih dikarantina di Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI), Ragunan, Jakarta Selatan. Monyet-monyet itu masih menunggu vonis bebas penyakit sebelum nantinya dimasukkan ke Taman Margasatwa Ragunan.
"Masih dalam proses pemulihan dan perawatan di BKHI," ujar Kepala Sekretariat Tata Usaha Ragunan, Bambang Triyono, Selasa, 29 Oktober 2013. Selain dicek kesehatannya, monyet-monyet itu disegarkan agar siap dilepastangkarkan di Ragunan. (Baca: Ragunan Siap Tampung Monyet Sitaan Jokowi)
Dari dokumentasi foto yang dilihat Tempo di BKHI, monyet-monyet itu terlihat disuntik vaksin, diperiksa organnya, dan diambil sampel darahnya. Hal ini dilakukan untuk mengecek kesehatan monyet agar tak menulari primata lain yang menjadi penghuni Ragunan. "Sejauh ini tak ada penyakit serius," ujar Ali, 32 tahun, salah seorang staf pekerja balai.
Penyakit jamak yang menyerang monyet hasil razia adalah infeksi gusi dan cacingan. Hal tersebut langsung ditangani pihak medis balai kesehatan. Setelah pemulihan usai, balai akan berkoordinasi dengan pihak Ragunan untuk konservasi monyet-monyet tersebut.
Dari pengamatan Tempo, monyet-monyet tersebut terlihat segar dan lincah beraktivitas, meski dikerangkeng terali besi ukuran 100 x 70 x 70 sentimeter. "Ragunan ingin monyet sehat dulu baru dikirim ke sana," ujarnya. Observasi kesehatan ini dilakukan dalam rentang waktu satu sampai tiga bulan.
Juru bicara Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang Prihantoro, menyatakan siap menampung monyet-monyet tersebut. Ragunan, kata dia, memiliki fasilitas konservasi perlindungan hewan untuk menampung primata itu dalam jumlah besar. "Monyet ekor panjang adalah hewan yang sebenarnya hidup dalam kelompok," ujarnya.
Menurut dia, penting untuk mengkarantina monyet sebelum ditempatkan di Ragunan. Sebab, monyet yang hidup bebas di tengah manusia justru rentan menularkan penyakit ke satwa lain di Ragunan yang selama ini kesehatannya diawasi ketat, termasuk pemberian vaksin secara rutin.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebelumnya mengatakan Ibu Kota harus bebas dari atraksi topeng monyet pada 2014. Alasannya, monyet-monyet yang dipekerjakan dalam atraksi itu kerap mendapat perlakuan kasar, tidak terawat, dan rentan penyakit. Monyet-monyet itu juga berpotensi menyebarkan penyakit ke manusia karena tinggal di tengah masyarakat.
M. ANDI PERDANA
Berita Terkait:
Budayawan: Razia Topeng Monyet Salah Besar
Melatih dan Menjual Monyet, Dede Banyak Duit
Juragan Topeng Monyet Berharap Belas Kasihan Jokowi
Lagi, Sudin Peternakan Jakut Razia Monyet
Ahok Tak Mau Pawang Monyet Dibuang Begitu Saja