TEMPO.CO, London - Wakil Presiden Boediono meminta Forum Ekonomi Dunia Islam tak bekerja layaknya sebuah restoran yang menyodorkan banyak menu. Forum ini memang memiliki banyak persoalan yang harus diselesaikan. “Tapi kita harus fokus memilih satu atau dua isu penting,” kata Boediono dalam World Islamic Economic Forum yang dibuka di London, Inggris, Selasa (29/10) siang.
Isu penting pertama yang disodorkan Wapres Boediono adalah bagaimana forum tersebut mengidentifikasi opsi-opsi kerja sama antarnegara-negara muslim. Kerja sama ini bertujuan memaksimalkan potensi pertumbuhan masing-masing. “Kita perlu mengoptimalkan seluruh sumber daya yang tersedia,” kata Boediono.
Fokus kedua yang ditawarkan: mengantisipasi ancaman ketidakstabilan di wilayah masing-masing akibat kondisi keuangan global. Wakil Presiden mengatakan, dunia menyaksikan berkembangnya konflik di banyak wilayah yang sayangnya terjadi di tempat-tempat saudara-saudara Muslim bermukim. “Dalam forum seperti ini, di mana para pemimpin politik dan pemimpin bisnis dari negara-negara Muslim bertemu, selayaknya kita membicarakan isu ini,” kata Wapres. “Bagaimana kita bisa mengurangi penderitaan mereka dan mendukung perdamaian di wilayah-wilayah konflik?”
Dalam konferensi yang diselenggarakan dari 29 Oktober-1 November itu, sebanyak 10 kepala negara dan kepala pemerintahan hadir. Mereka antara lain PM Malaysia Najib Razak, Sultan Brunei, Raja Abdullah II dari Yordania, Presiden Hamid Karzai dari Afganistan, Putra Mahkota Salman dari Bahrain, Presiden Bangladesh Abdul Hamid, Perdana Menteri Maroko Abdelilah Benkirane dan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif. Beberapa negara, termasuk Indonesia, diwakili wakil presiden dan wakil perdana menteri.
Wapres mengatakan selain isu makro ekonomi, ada sejumlah isu lain yang menjadi masalah mendasar beberapa tahun terakhir yakni bagaimana upaya kolektif mengatasi ancaman perubahan iklim, bagaimana mempercepat pertumbuhan institusi-institusi finansial Islam untuk membantu umat, bagaimana mengatasi masalah dasar kurangnya infrastruktur, meningkatkan peran perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan meningkatkan peran usaha kecil dan menengah serta pertanian-pertanian kecil yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar umat.
“Dengan kerja sama yang baik dan semangat yang tinggi di antara negara-negara Muslim dan dunia, akan terbuka jalan bagi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan bagi semua pihak,” ucap Wakil Presiden.
Forum yang mengambil tema “Changing World, New Relationship” ini merupakan pertemuan kesembilan. Inggris menjadi negara pertama di luar dunia muslim yang menjadi tuan rumah konferensi ekonomi tersebut. "Saya senang London menjadi kota pertama di luar dunia Islam yang menjadi tuan rumah World Islamic Economic Forum. Ini menunjukkan bahwa Inggris merupakan negara terbuka," kata PM Inggris David Cameron dalam sambutannya.
Wakil Presiden Boediono tiba di London pukul 06.50 waktu setempat untuk menghadiri World Islamic Economic Forum dan Open Government Partnership Annual Summit 2013 pada 31 Oktober 2013. Kehadiran Wapres pada konferensi WIEF ke-9 mewakili Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang akan berlangsung pada 29-31 Oktober 2013.
YOSRIZAL (London)
Baca juga:
Satu Ekor Kuda Prabowo Seharga Rp 3 Miliar
Para Politikus Ini Dapat Mobil dari Suami Airin
Djoko Pekik: Korban 1965 Diperlakukan Tidak Adil
Prabowo: Saya Pendekar Siap Mati