TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan Nasional menggelar lomba bercerita dan lomba perpustakaan umum belum lama ini di Jakarta. Lomba ini bertujuan meningkatkan minat baca dan ketersediaan bacaan.
Minat baca anak-anak di Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya di ASEAN. Tiap tahun kenaikan tersebut masih sangat kecil.
“Bukan karena persoalan pada animo, tetapi kurangnya buku-buku yang ada di perpustakaan umum, terutama di daerah terpencil,” kata Dra Woro Titi Haryanti, MA, Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan Nasional. Sementara, ia mengatakan, kalau di kota besar, minat baca tersebut sudah tumbuh dengan baik.
Lomba bercerita ini menjadi program tahunan Perpusnas yang bertujuan meningkatkan minat baca anak-anak usia sekolah dasar (SD). Kegiatan ini berlangsung sejak 2000. Proses penyisihan dari tingkat kabupaten/kota diseleksi di tingkat provinsi. Lalu pemenang tingkat provinsi akan dikirim ke tingkat nasional.
Syarat anak-anak untuk mengikuti lomba ini adalah wajib meminjam buku di perpustakaan umum. “Dengan mekanisme ini diharapkan menumbuhkan rasa kepemilikan dan kebutuhan akan perpustakaan,” kata Woro pada acara lomba cerita dan perpustakaan umum di Jakarta, belum lama ini. (Baca: Dana Kecil, Perpustakaan Nasional Gandeng Swasta)
Kegiatan ini juga memasukkan syarat bahwa cerita yang disampaikan harus dari cerita rakyat. Alasannya, "menumbuhkan kembali cerita-cerita rakyat yang sarat pelajaran budi pekerti,” kata Woro.
Dari lomba yang diikuti lebih dari 2.500 anak ini, ada 33 anak berlomba di tingkat nasional. Dua hari mereka dikarantina di Jakarta untuk menghadapi final.
Selain lomba bercerita, Perpusnas juga menyelenggarakan lomba perpustakaan umum. Menurut ketua panitia lomba, Drs Syarif Bando, MA, kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi penyelenggara perpustakaan umum agar dapat memberikan layanan lebih mudah, terpadu, dan nyaman bagi pengunjung perpustakaan.
"Kami tengah mengembangkan perpustakaan yang ada, salah satunya digitalisasi beberapa buku langka, mengumpulkan buku dan data penting agar nantinya dapat dimanfaatkan oleh publik,” kata Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional ini.
Menurut Woro, di tengah era berkembangnya gadget, anak-anak sebaiknya diarahkan untuk tetap membaca. “Gadget jangan sampai menurunkan minat baca. Membaca dengan komputer dan buku itu berbeda. Pikirkan juga efek radiasinya, memang ada unsur plus dan minus,” kata Woro.
Ia mengemukakan, jumlah bacaan berkurang juga disebabkan penulisan buku yang minim. ”Di daerah dibutuhkan bacaan tentang cara bertani, mencari ikan. Tidak semua penulisan buku sesuai dengan potensi wilayah yang ada di Indonesia. Kenapa harus selesai kuliah dulu baru menulis buku,” katanya.
Adinda Hasiseh Indriansyah dari Kalimantan Timur meraih juara pertama dalam lomba bercerita Legenda Danau Lipang. Adapun lomba perpustakaan umum diraih Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya; Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kota Lubuk Linggau; serta Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Lombok Timur.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Sayuran Ini Sebaiknya Dimasak Atau Dimakan Mentah?
Ibu Mendengkur Berisiko Melahirkan Bayi Kecil
Kini Saatnya Cetak Digital Kuku
Ari Kartika Kenalkan Taman Bermain Khas Indonesia