Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Minat Baca Rendah, Perpusnas Gelar Lomba Cerita  

image-gnews
Foto ilustrasi anak membaca buku
Foto ilustrasi anak membaca buku
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan Nasional menggelar lomba bercerita dan lomba perpustakaan umum belum lama ini di Jakarta. Lomba ini bertujuan meningkatkan minat baca dan ketersediaan bacaan.

Minat baca anak-anak di Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya di ASEAN. Tiap tahun kenaikan tersebut masih sangat kecil.

“Bukan karena persoalan pada animo, tetapi kurangnya buku-buku yang ada di perpustakaan umum, terutama di daerah terpencil,” kata Dra Woro Titi Haryanti, MA, Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan Nasional. Sementara, ia mengatakan, kalau di kota besar, minat baca tersebut sudah tumbuh dengan baik.

Lomba bercerita ini menjadi program tahunan Perpusnas yang bertujuan meningkatkan minat baca anak-anak usia sekolah dasar (SD). Kegiatan ini berlangsung sejak 2000. Proses penyisihan dari tingkat kabupaten/kota diseleksi di tingkat provinsi. Lalu pemenang tingkat provinsi akan dikirim ke tingkat nasional.

Syarat anak-anak untuk mengikuti lomba ini adalah wajib meminjam buku di perpustakaan umum. “Dengan mekanisme ini diharapkan menumbuhkan rasa kepemilikan dan kebutuhan akan perpustakaan,” kata Woro pada acara lomba cerita dan perpustakaan umum di Jakarta, belum lama ini. (Baca: Dana Kecil, Perpustakaan Nasional Gandeng Swasta)

Kegiatan ini juga memasukkan syarat bahwa cerita yang disampaikan harus dari cerita rakyat. Alasannya, "menumbuhkan kembali cerita-cerita rakyat yang sarat pelajaran budi pekerti,” kata Woro.  

Dari lomba yang diikuti lebih dari 2.500 anak ini, ada 33 anak berlomba di tingkat nasional. Dua hari mereka dikarantina di Jakarta untuk menghadapi final.  

Selain lomba bercerita, Perpusnas juga menyelenggarakan lomba perpustakaan umum. Menurut ketua panitia lomba, Drs Syarif Bando, MA,  kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi penyelenggara perpustakaan umum agar dapat memberikan layanan lebih mudah, terpadu, dan nyaman bagi pengunjung perpustakaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami tengah mengembangkan perpustakaan yang ada, salah satunya digitalisasi beberapa buku langka, mengumpulkan buku dan data penting agar nantinya dapat dimanfaatkan oleh publik,” kata Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional ini.

Menurut Woro, di tengah era berkembangnya gadget, anak-anak sebaiknya diarahkan untuk tetap membaca. “Gadget jangan sampai menurunkan minat baca. Membaca dengan komputer dan buku itu berbeda. Pikirkan juga efek radiasinya, memang ada unsur plus dan minus,” kata Woro.

Ia mengemukakan, jumlah bacaan berkurang juga disebabkan penulisan buku yang minim. ”Di daerah dibutuhkan bacaan tentang cara bertani, mencari ikan. Tidak semua penulisan buku sesuai dengan potensi wilayah yang ada di Indonesia. Kenapa harus selesai kuliah dulu baru menulis buku,” katanya.

Adinda Hasiseh Indriansyah dari Kalimantan Timur meraih juara pertama dalam lomba bercerita Legenda Danau Lipang. Adapun lomba perpustakaan umum diraih Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya; Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kota Lubuk Linggau; serta Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Lombok Timur.

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler
Sayuran Ini Sebaiknya Dimasak Atau Dimakan Mentah?  
Ibu Mendengkur Berisiko Melahirkan Bayi Kecil
Kini Saatnya Cetak Digital Kuku
Ari Kartika Kenalkan Taman Bermain Khas Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

54 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.


Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.


Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

8 Desember 2023

Ilustrasi membacakan buku untu bayi. Bisnis.com
Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

Dokter anak mengatakan orang tua perlu meluangkan waktu membaca bersama anak untuk perkembangan literasi awal dan menumbuhkan minat baca anak.


Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

6 Desember 2023

Ilustrasi anak mengerjakan soal/matematika. Shutterstock
Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

Keterampilan matematika dan membaca remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya di banyak negara pasca-Covid-19.


Studi: Keterampilan Matematika & Membaca Remaja Turun Terburuk, Ada Faktor Ponsel

6 Desember 2023

ilustrasi belajar matematika (pixabay.com)
Studi: Keterampilan Matematika & Membaca Remaja Turun Terburuk, Ada Faktor Ponsel

Matematika dan keterampilan membaca pada remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya.


BBW Books Gelar Pesta Buku Akhir Tahun, Uli Silalahi: Jadikan Membaca Sebagai Gaya Hidup Keluarga

1 Desember 2023

Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia, Uli Silalahi/BBW Books
BBW Books Gelar Pesta Buku Akhir Tahun, Uli Silalahi: Jadikan Membaca Sebagai Gaya Hidup Keluarga

Pengalaman memburu buku harapannya jadi lebih berkesan dan menarik bagi keluarga dan sahabat, di pesta buku akhir tahun Big Bad Wolf.


Efisien dan Cerdas, Ini 8 Gaya Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Lebih Simpel

10 Oktober 2023

Orang-orang bersulang bersama saat mereka berpiknik di bawah pohon sakura di taman Ueno di Tokyo, Jepang, 21 Maret 2023. Piknik bersama di bawah pohon sakura yang sedang mekar merupakan tradisi di Jepang. REUTERS/Androniki Christodoulou
Efisien dan Cerdas, Ini 8 Gaya Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Lebih Simpel

Gaya hidup orang Jepang dikenal efektif dan efisien.


Kisah Dewi Sartika Dirikan Sekolah Perempuan Pertama, Untuk Perjuangkan Kesetaraan dalam Pendidikan

11 September 2023

Pada 1911 bersama Dewi Sartika, Lasminingrat mendirikan sekolah perempuan bernama Sekolah Kautamaan Puteri. Karena kontribusinya yang besar terhadap pendidikan di Tanah Air dan menjadi tokoh intelektual perempuan pribumi, Lasminingrat dijuluki sebagai tokoh perempuan 'Sang Pemula' . Wikipedia dan Jogjaprov.go.id
Kisah Dewi Sartika Dirikan Sekolah Perempuan Pertama, Untuk Perjuangkan Kesetaraan dalam Pendidikan

Dewi Sartika memberikan kesempatan kepada para anak pembantu bagaimana rasanya sekolah dan belajar baca tulis. Sesuatu yang mustahil saat itu.


Pembelajaran yang Diperlukan Anak Usia Dini, Bukan Calistung

23 Juni 2023

Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pembelajaran yang Diperlukan Anak Usia Dini, Bukan Calistung

Pendidikan anak usia dini rentangtidak diwajibkan bisa calistung karena di usia itu fase bermain untuk pembentukan karakter dan kemampuan kognitif.


Segelas Kopi Gratis di Kedai Buku Semut Alas

13 Juni 2023

T.S. Hendra Prasetya K alias Hendro, pemilik Kedai Buku Semut Alas di Kota Malang pada Senin, 5 Juni 2023. TEMPO/Abdi Purmono
Segelas Kopi Gratis di Kedai Buku Semut Alas

Pendirian Kedai Buku Semut Alas dilatarbelakangi oleh kesusahan Hendro mendapatkan buku humaniora dan sosial politik alternatif bertema kritis.