TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Kota Semarang dipastikan gagal memenuhi target revitalisasi sejumlah pasar tradisional yang direncanakan selesai pada 2015. Revitalisais yang telah dimulai sejak 2010 itu baru merealisasikan empat pasar.
“Padahal jumlah pasar tradisional di Kota Semarang mencapai 44 tempat,” kata Kepala Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan, Dinas Pasar Kota Semarang Nurkholis, saat diskusi “Revitalisais Pasar Tradisional” di Semerang, Jawa Tengah, Senin 04 November 2013.
Menurut dia, revitalisasi yang dilakukan masih terhambat anggaran, sehingga pembangunan dilakukan dua hingga tiga kali tahun anggaran. Nurkholis mencontohkan dari sejumlah pasar yang direvitalisasi di antaranya pasar Bulu yang kini masih dibangun dari target pembangunan seharusnya selesai 2012 lalu.
“Itu molor dan masih belum sempurna bahkan masih ada sisa pengerjaan hingga 2014 mendatang,” katanya.
Tahun ini pemerintah Kota Semarang sudah membangun sejumlah pasar tradisonal lain, di awali dari dua pasar masing-masing Rejomulyo dan Klitikan, serta dilanjutkan pasar Genuk dan Surtikanti. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas layanan pedagang agar tak kalah dengan toko modern yang saat ini telah menjamur di wilayah itu.
Pemerintah Kota Semarang sebelumnya merancang revitalisasi pasar hingga dua tempat dilakukan setiap tahun. Pembangunan itu dimulai 2010 dengan alokasi angaran disesuaikan dengan belanja tahunan. Di Kota Semarang terdapat 45 pasar dengan jumlah pedagang mencapai 20 ribu orang, baik yang menempati kios maupun tanpa kios atau rancaan.
Para pedagang itu mampu memberikan retribusi ke pemerintah daerah hingga Rp 15 miliar pada 2012 lalu.
Wakil Ketua Dewan Perwakilanr Rakyat Daerah Kota Semarang Ahmadi, menyayangkan gagalnya target revitalisasi sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang itu. Menurut dia, dewan perwakilan rakyat daerah sudah menyetujui penggunaan anggaran revitalisasi setiap tahun namun molor terus. “Tahun 2013 ini kami naikan anggaran untuk revitalisasi Rp 45 miliar, tapi pengerjaan masih lambat juga,” katanya.
EDI FAISOL (SEMARANG)
Berita Terpopuler :
Mobil Mewah dari Importir tanpa Tahun Produksi
Pemanfaatan Bioetanol Masih Terkendala Harga
Pemerintah Sambut Perundingan Inalum dengan Jepang
Upah Murah Cara Kuno Menarik Investor
Anggota Dewan Kritik Penjualan TelkomVision
DPR Akan Tengahi Konflik PGN dan Pertamina