TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rendy Affandi Lamadjido, mengatakan bahwa pembangunan gedung baru parlemen merupakan rekomendasi dari Kementerian Pekerjaan Umum. Selain itu, Rendy menuturkan, pembangunan ini merupakan usulan DPR periode sebelumnya.
"Kementerian PU menyarankan gedung baru karena kondisi gedung sudah kelebihan kapasitas," kata Rendy saat dihubungi, Rabu, 13 November 2013.
Desain gedung lama, kata dia, hanya mampu menampung asisten anggota sebanyak dua orang. Padahal, ada wacana penambahan staf menjadi lima orang per anggota Dewan. Belum lagi staf komisi dan fraksi.
Menurut dia, total penghuni gedung parlemen mencapai angka 3.000 orang setiap hari. "Padahal, kapasitasnya saat ini hanya 1.500 orang," ujar dia.
Rendy berkilah tak mengetahui ihwal anggaran gedung. Menurut dia, kewenangan itu ada di tangan Sekretariat Jenderal DPR. Namun, dia pernah mendengar rumor ihwal banyak perusahaan yang mau masuk menggarap proyek ini. Dia mengaku tak mengetahui persis bagaimana perusahaan-perusahaan ini akan menggarap gedung baru yang akhirnya batal itu.
Rendy menuturkan, partainya mengusulkan agar ada audit ulang terhadap pembangunan gedung. Desain yang sempat ditawarkan diakuinya terlalu mewah karena ada kolam renang dan kamar mandi sendiri di setiap ruangan anggota. "Dana pembangunan memang sudah turun," kata dia.
Rendy, yang kini sudah ditarik oleh fraksi dari Badan Urusan Rumah Tangga DPR dan diminta fokus pada pemilukada, membantah pernah bertemu dengan petinggi PT Adhi Karya untuk membicarakan mengenai pembangunan gedung baru parlemen.
WAYAN AGUS PURNOMO
Terpopuler
Mandiri Ungkap Kebohongan Jilbab Hitam
Kompasiana: Tulisan Jilbab Hitam Provokatif
KPK Sita Buku Yasin Anas-Athiyah, Tolak Yasin Ibas
Bukti Jokowi Sakti, Acara SBY Jadi Tertutup