TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil membuat 3 proyek untuk mengatasi prediksi terjadinya krisis air bersih empat tahun mendatang seperti dilansir dari riset Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening. "Ketiga proyek ini, ada untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang," ujarnya, saat ditemui Tempo selepas acara Sarasehan Budaya dan Pentas Seni di Taman Pulosar, Ahad, 24 November 2013.
Ridwan melanjutkan, ketiga proyek itu yakni proyek pipa gendong, septic tank komunal hingga revitalisasi kawasan dengan mendirikan rumah susun. Untuk merealisasikan ketiga proyek itu, Pemerintah Kota Bandung berkerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Adapun pipa gendong, sebagai proyek jangka pendek, merupakan pipa besar yang ditempatkan di sepanjang sungai untuk menampung limbah yang datang dari rumah tangga. Proyek yang sebagian besar didanai oleh APBN itu, menjadi strategi jangka pendek untuk mengatasi pencemaran air dari rumah tangga.
Ridwan mengatakan, proyek pipa gendong yang akan direalisasikan pada 2014 itu,
akan dilaksanakan di Sungai Cikapundung terlebih dulu. "Pemasangan pipa gendong ini membutuhkan sungai yang lebar, sehingga tidak terkesan mempersempit sungai," kata dia. Jika berhasil dilakukan di sungai Cikapundung, Ridwan akan menerapkan proyek serupa di sungai-sungai lainnya.
"Jangka menengah, memang harus ada septic tank komunal yang membalikkan arah pipa dari rumah tangga ke arah depan rumah di gang. Jangka panjang, pemukiman di sepanjang bantaran harus dinaikkan menjadi rumah susun, sehingga kehidupan di perkampungan bisa layak," katanya.
Pembangunan rusun sebagai revitalisasi kawasan, lanjut Ridwan, bersifat membangun tanpa menggusur. "Jadi tetap di koordinat tempat dia dulu tinggal, tapi ke atas. Tempat tinggal di seluruh dunia juga tetap harus naik ke atas, apalagi dengan adanya keterbatasan lahan," ujar Ridwan.
Untuk menjaga kualitas sungai agar tidak tercemar, Ridwan segera menyusun aturan yang melarang pengusaha untuk membuang limbah ke sungai atau akan disanksi keras berupa pidana oleh Pemkot Bandung, jika melanggar aturan tersebut.
Direktur Air Minum PDAM Tirtawening Tardan Setiawan mengatakan, kondisi lingkungan dengan pertambahan penduduk membuat penambahan debit air bersih kian sulit di Bandung. Sumur resapan dan biopori bisa membantu menambah debit air tanah, namun hanya bisa untuk jangka panjang.
"Kami dengan pemerintah daerah berupaya menambah kapasitas produksi, dari Sungai Cilaki dan Bandung Selatan agar masuk ke Kota Bandung," ujar Tardan. Ia mengatakan, perlu membuat bendungan di Bandung Utara untuk menahan hujan agar tak banjir di hilir serta sebagai persediaan air.
Adapun produksi air PDAM di kota Bandung juga menurun. Dulunya, kata Tardan, PDAM dapat menghasilkan 530 liter per detik dari 20 sumur. Sementara saat ini, PDAM hanya bisa menghasilkan sekitar 100 liter per detik.
"Ada penurunan sekitar 60 persen. Akhirmya kami memperkuat dari air tanah permukaan dan sungai, karena itu yang konstan. Tapi kualitasnya sekarang terus menurun," katanya.
PERSIANA GALIH
Berita terkait:
Babakan Siliwangi Akan Didesain Ulang
Babakan Siliwangi Resmi Milik Pemkot Bandung
Ribuan Buku Rapor Siswa Bandung Mubazir
Ribuan Siswa Bandung Tak Dapat Buku Rapor