TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya kebutuhan dolar menjelang akhir bulan membuat nilai tukar rupiah semakin mendekati level 12.000. Hari ini, Kamis, 28 November 2013, rupiah ditransaksikan kembali merosot ke kisaran 11.890 hingga 11.998 per dolar Amerika (kurs Bloomberg). Sedangkan nilai tukar referensi Bank Indonesia, rupiah diperdagangkan di level 11.930 per dolar AS.
Analis pasar uang dari Universitas Indonesia, Lindawati Susanto, mengatakan pelemahan rupiah dipicu oleh laju permintaan dolar yang begitu tinggi menjelang akhir bulan. "Besarnya kebutuhan korporasi untuk membayar utang jatuh tempo menyebabkan likuiditas dolar berkurang," kata dia kepada Tempo.
Berdasarkan siklus alamiah, menurut Lindawati, tekanan dolar sedang tinggi-tingginya di akhir bulan dan kembali normal ketika memasuki awal bulan. Sebab, pada dasarnya, pelemahan rupiah sangat tergantung pada seberapa besar likuiditas dolar di pasar domestik.
Di sisi lain, penguatan dolar juga sedang terjadi di pasar global. Pasar Amerika yang libur pada perayaan Thanksgiving membuat investor cenderung mengakumulasi dolar. Selain itu, rilis data klaim pengangguran Amerika yang kian membaik mendorong nilai tukar rupiah terus melemah.
Angka klaim pengangguran Negeri Abang Sam turun menjadi 316 ribu dibandingkan dengan data bulan sebelumnya. "Data ini memunculkan spekulasi pengurangan stimulus bank sentral Amerika akan dipercepat di kuartal pertama tahun 2014," ungkap Lindawati.
PDAT | M. AZHAR | MEGEL JEKSON
Terpopuler
Duit Rp 300 Triliun Dibakar Sia-sia
12 Bandara Baru Siap Beroperasi Tahun Ini
Gubernur BI Lontarkan Ide Deposito Bebas Pajak
Biofuel Indonesia Resmi Kena Bea Masuk Tambahan
Jual Software Asli, Pengusaha Minta Keringanan Pajak
Pertemuan WTO Bali Terancam Buntu
Hadapi CSKA, Bayern Turunkan Skuad Terbaik
PGN Akuisisi Hak Partisipasi 3 Blok Migas
Enam Perusahaan Dapat Gelar Paling Jujur