Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kurang Variasi Bakteri Picu Kanker Usus  

image-gnews
Ilustrasi usus. 123rf.com
Ilustrasi usus. 123rf.com
Iklan

TEMPO.CO, New York - Orang-orang yang tidak memiliki cukup variasi populasi bakteri di sistem pencernaannya punya resiko lebih tinggi terkena kanker usus. Penelitian menunjukkan orang yang didiagnosa menderita kanker usus ternyata memiliki bakteri buruk lebih banyak ketimbang yang bermanfaat.

"Untuk pertama kalinya, kami menemukan bahwa pasien dengan kanker usus besar dan dubur memiliki bakteri usus yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang sehat," kata Jiyoung Ahn, asisten profesor epidemiologi di NYU School of Medicine, New York. Hasil penelitian Ahn ini dipublikasikan dalam Journal of the National Cancer Institute edisi 6 Desember.

Ahn mengatakan, penelitiannya masih dalam tahap awal, namun membuka petunjuk adanya kemungkinan pengaruh mikroba di lambung terhadap perkembangan kanker. Kanker usus besar dan dubur adalah penyebab kedua kematian terbanyak akibat kanker di Amerika Serikat. Badan Kanker Amerika menyebutkan setiap tahun sekitar 50 ribu orang Amerika meninggal akibat kanker ini.

Usus manusia mengandung triliunan bakteri yang berperan dalam pencernaan, peradangan dan membentuk kekebalan tubuh. Para peneliti menemukan perbedaan komposisi bakteri usus mungkin berpengaruh pada kesehatan dan perkembangan kanker usus besar.

Para peneliti mengambil sampel feses dari 47 penderita kanker usus besar dan 94 orang sehat. Saat dibandingkan, sampel feses penderita kanker usus besar memiliki keragaman bakteri usus lebih sedikit. "Jumlah keragaman bakteri usus yang sedikit menandakan ketidakseimbangan populasi bakteri usus," kata Ahn.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada penderita kanker, jumlah bakteri Fusobacterium cenderung lebih tinggi. Ini adalah bakteri yang menyebabkan peradangan di usus dan memicu pertumbuhan kanker. Penderita kekurangan bakteri Clostridia yang berfungsi memecah serat dan karbohidrat. Bakteri inilah yang bisa menghambat perkembangan kanker usus besar.

Ahn mengatakan, perubahan pola makan seperti diet buah, sayuran dan kacang yang merupakan sumber serat serta obesitas diduga berpengaruh pada keragaman bakteri usus. Volker Mai, asisten profesor epidemiologi di Universitas of Florida di Gainsville, mengatakan diet, obesitas, aktivitas fisik mempengaruhi komposisi bakteri. "Sulit untuk menentukan apakah itu penyebab atau efek kanker usus besar," katanya.

LIVESCIENCE | GABRIEL TITIYOGA

Baca juga:
Prelude, Kapal Terbesar di Dunia

Jenis Burung Liar di Yogyakarta Bertambah

Samsung Luncurkan Kerabat Galaxy S4

Google: Kami Menang Melawan Phishing dan Spam

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia