TEMPO.CO, Washington - Israel, Palestina, dan Jordania sepakat menambah ketinggian air di Laut Mati yang terus menyusut. Seperti diberitakan BBC, ketiganya telah menandatangani pakta integritas yang menyatakan bahwa air di laut itu harus ditambah dan dikelola oleh tiga negara tersebut di Washington, Amerika Serikat.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh Menteri Energi Israel Silvan Shalom, Kepala Otoritas Pengairan Palestina Shaddad Attiliand, dan Hazim el-Naser, Menteri Perairan Jordania dan disaksikan oleh perwakilan Bank Dunia.
Dengan kesepakatan itu, mereka sepakat untuk membangun pabrik desalinasi di Laut Merah. Hasil desalinasi air laut yang mengandung garam itu nantinya akan dialirkan melalui pipa ke Laut Mati untuk memenuhi kebutuhan air minum tiga negara tersebut. Pembicaraan itu dilakukan mengingat ketinggian air di laut yang kaya dengan garam itu mengalami penyusutan hingga satu meter per tahunnya.
Kesepakatan itu awalnya diragukan akan mengalami jalan buntu. Soalnya, perundingan damai antara Israel dan Palestina masih belum menemukan titik terang. Namun, kesepakatan itu akhirnya ditandatangani kemarin, Senin, 9 Desember 2013. Proyek itu diperkirakan akan memakan biaya sebesar $ 250 juta hingga $ 400 juta.
Pipa itu nantinya akan dibangun di gurun Aqaba dan melewati pabrik desalinasi Jordania yang kemudian airnya bakal dialirkan ke sudut paling selatan Laut Mati. Proyek itu diharapkan mampu mengalirkan air sebesar 80 juta kubik per tahunnya. Israel sebagai pengelola suplai air itu akan memasok air ke Palestina dan Jordania.
Kesepaktan itu sendiri ditentang oleh Friends of Earth Middle East, kelompok pecinta lingkungan hidup di Timur Tengah. Mereka mendesak tiga negara itu untuk menunda pelaksanaan proyek ratusan juta dollar tersebut dan meminta diadakan penelitian lingkungan lebih dulu. Soalnya, penambahan air dari Laut Merah itu dikhawatirkan akan merusak ekosistem di Laut Mati.
Laut Mati dikenal dengan kandungan garam dan mineral yang sangat tinggi. Saking tingginya, orang akan secara otomatis mengapung jika berenang di laut tersebut. Hal itu juga dimanfaatkan oleh pengusaha lokal dengan membuka penginapan yang menawarkan paket berenang di Laut Mati.
Menyusutnya muka air Laut Mati disebabkan oleh semakin menurunnya pasokan air dari sungai di Jordania. Sungai-sungai itu dimanfaatkan oleh warga Jordan sebagai sumber irigasi. Akibatnya penurunan air mencapai satu meter per tahun dan diprediksi akan kering tahun 2050.
BBC | DIMAS SIREGAR
Baca juga:
Prelude, Kapal Terbesar di Dunia
Jenis Burung Liar di Yogyakarta Bertambah
Samsung Luncurkan Kerabat Galaxy S4
Google: Kami Menang Melawan Phishing dan Spam