TEMPO.CO, Jakarta - Gempuran para vendor di dunia gadget, seperti Samsung dan Apple, membuat posisi BlackBerry semakin tersudut. Nyatanya, analis menilai bahwa BlackBerry belum mampu menghasilkan perangkat yang benar-benar spektakuler tahun ini, atau paling tidak yang mampu mendongkrak pasar.
Sebenarnya, vendor asal Kanada itu meluncurkan beberapa perangkat BlackBerry seri 10 tahun ini yang diawali dengan Z10. Sebulan kemudian, perusahaan merilis Q10, lalu disusul oleh Q5. Terakhir, phablet Z30 pun diluncurkan menjelang akhir tahun. Semua produk itu didukung sistem operasi BB 10, bahkan sebuah produk terbaru kabarnya akan diluncurkan bulan Januari tahun depan.
Namun, pada kuartal sebelumnya, BlackBerry harus menderita kerugian sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 11 triliun karena banyak stok yang tak terjual. Kerugian yang cukup besar itu membuat orang-orang bertanya, apakah BlackBerry masih sanggup bertahan?
Situs Ubergizmo menulis, seorang analis dari Citigroup, Ehud Gelblum, berpendapat bahwa mungkin posisi BlakcBerry sedang di ujung tanduk, tapi bukan berarti menutup perusahaan akan jadi hal yang mudah. Jika BlackBerry memutuskan menutup divisi hardware, misalnya, mereka harus mengeluarkan dana sekitar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 5 triliun.
Sementara, jika opsi lain adalah memisahkan diri dari perusahaan yang berhubungan dengan hardware, perusahaan harus menyiapkan dana sebesar USD$ 1,5 miliar atau setara Rp 17 triliun. Belum lagi urusan biaya modal dan network operation center yang mungkin akan menambah biaya sekitar USD$ 1 miliar atau kira-kira Rp 1 triliun
Menurut Ehud, meski BlackBerry akan menerima suntikan dana dari para investor jika benar akan menutup perusahaan, proses penutupan tetap saja tak mudah secara keseluruhan. Analis lain menjelaskan, mungkin opsi yang paling "aman" adalah memecah perusahaan menjadi beberapa bagian.
RINDU P HESTYA | UBERGIZMO
Berita Lain:
Di Manakah Tempat Terdingin di Dunia?
Apple Berikan Penghormatan Terakhir untuk Mandela
Pengguna Xbox One Kena Tipu Instruksi Palsu
Tak Bertemu Mandela, Politikus Kenya Edit Fotonya
Google Translate Tampung 80 Bahasa di Dunia