TEMPO.CO, Salt Lake - Lelehan es dalam jumlah besar telah ditemukan di bawah lapisan es Greenland di dekat Kutub Utara. Para ilmuwan mengatakan, air dari es yang mencair itu tersimpan dalam ruang udara antara partikel es, mirip seperti jus buah yang tetap cair dalam minuman yang tertutup bongkahan es yang rapat.
Akuifer yang meliputi area seluas Irlandia ini dapat memberikan petunjuk penting terkait kenaikan permukaan laut. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience. (Baca juga: Cina Bangun Pusat Penelitian Keempat di Antartika).
Mencairnya lapisan es Greenland menjadi kontributor yang signifikan untuk kenaikan permukaan air laut selama 100 tahun terakhir. Antara tahun 1992 hingga 2001, lapisan es yang hilang mencapai 34 milian ton es per tahun. Jumlah ini meningkat menjadi 215 miliar ton antara tahun 2002 hingga 2011. Para ilmuwan masih memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang arah, kecepatan, dan tujuan akhir dari air yang meleleh ini.
Penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa es mencair dalam jumlah yang signifikan dan terperangkap pada lapisan es. Lelehan ini disebut Firn. Pada musim semi 2011, peneliti mengebor ke alam lapisan cair. Mereka terkejut saat menemukan air cair yang mengalir ke permukaan meski suhu udara sekitar adalah minus 15 derajat Celcius.
Ini terjadi sebelum musim panas, sehingga tim menyimpulkan air telah bertahan dalam keadaan cair meskipun musim dingin di Greenland. "Penemuan ini adalah kejutan," kata Profesor Rick Forster dari University of Utah, seperti dikutip BBC, Senin, 23 Desember 2013.
Para ilmuwan memperkirakan jumlah air yang terkandung dalam akuifer meliputi area seluas 70 ribu kilometer persegi. Mereka percaya bahwa luasan itu setara dengan 140 miliar ton air yang kemungkinan menyumbang 0,4 milimeter kenaikan permukaan air laut per tahun.
Tapi para ilmuwan belum bisa memastikan di mana tujuan akhir air dari reservoir. "Penyimpanan air cair mungkin memainkan peran pada lapisan es terhadap perubahan ikilim," kata Profesor Rick.
BBC | ISMI WAHID
Berita Lain:
Studi: Jangan Depresi, Nanti Cepat Tua
Planet Ini 11 Kali Lebih Besar dari Jupiter
Terancam Kering, Air Laut Mati Bakal Ditambah
Kurang Variasi Bakteri Picu Kanker Usus
Prelude, Kapal Terbesar di Dunia