Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Salju Natal di Mars  

image-gnews
Permukaan planet Mars. Nationalgeographic.com
Permukaan planet Mars. Nationalgeographic.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Adakah Natal putih di Mars? Jawabannya ada. Para ilmuwan mempelajari berapa banyak kutub yang tercipta oleh salju musim dingin di planet merah itu. "Ya, itu akan menjadi Natal putih di kutub selatan Mars," kata Paul Hayne dari NASA Jet Propulsion Laboratory dan rekan penulis makalah tentang hujan salju Mars dalam jurnal Icarus.

Menurut mereka, suasana Mars sangat kering dengan 95 persen berisi karbondioksida. Gas tersebut akan membeku di udara yang sedikit terkena sinar matahari dan kemudian membentuk awan yang memungkinkan salju turun.

"Ketika suhu turun di bawah tingkat kondensasi CO2 (-128 derajat celcius), terutama di daerah kutub, maka CO2 ini akan mengembun dan membentuk es," kata Takeshi Kuroda dari Tohoku University. Menurut dia, proses ini secara signifikan akan mengubah total massa atmosfer Mars.

Di bumi, ini setara dengan gas dominan yang ada di atmosfer: nitrogen. Gas tersebut mengalami pembekuan di udara dan kemudian jatuh ke tanah. Kecuali, kata Hayne, tekanan atmosfer yang berat di bumi akan menyebabkan nitrogen menjadi cair pada saat hujan. Sedangkan di udara Mars yang tipis, gas karbondioksida akan menjadi padat.

Untuk memperkirakan berapa banyak es kering musim dingin berupa hujan salju di kutub Mars, Hayne dan rekan-rekan menggunakan dua cara untuk menjawab pertanyaan itu. Mereka menggunakan data cloud polar dari instrumen Mars Climate Sounder pada Mars Reconnaissance Orbiter. Pertama, mereka menggunakan ketebalan awan beserta kondisinya, seperti transparan atau buram. Ini digunakan untuk menghitung berapa banyak partikel es yang berada di udara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Metode kedua yaitu mengambil laju pendinginan atmosfer di udara kutub tanpa matahari. Proses ini menggunakan emisi termal yang dikumpulkan oleh Mars Climate Sounder dan mengkonversinya ke tingkat salju yang terbentuk di awan.

Menurut Hayne, kristal salju CO2 tidak akan lebih besar dari sepersepuluh dari satu milimeter dalam tiap dimensinya. Pasalnya, debu es ini pada dasarnya bersifat kering.

Discovery News | ISMI WAHID

Baca juga:
Tim Cook Siapkan Gebrakan Apple pada 2014
Nokia Fokus Kembangkan Game Lokal
Opini Pengembang Lokal tentang Windows Phone
Berapa Cadangan Air di Bawah Greenland?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia