TEMPO.CO, Jakarta - Abu Bakar Baasyir pernah menolak upaya pemerintah yang menjadikan dirinya ikon teroris seperti Osama bin Laden. Cap itu selalu diterima Baasyir setiap kali jaringan teroris melakukan aksi. "Sayangnya pemerintah sulit mencari bukti nyata,” kata Baasyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 9 Mei 2011 lalu.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa teroris yang dicokok selalu menyebut peran Baasyir, termasuk teroris Ciputat, yang digerebek pada malam tahun baru lalu. Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Sutarman menyebut ajararan Baasyir membuat teroris Ciputat merasa "direstui" melakukan perampokan.
Pengaruh Baasyir itu, kata Sutarman, melalui buku-buku yang ditulis seperti Tadzkirah, Risalah Tauhid dan Iman. "Tadinya dia merampok ragu-ragu. Supaya ada legalisasi, ada buku dari Abu Bakar Baasyir yang berjudul Tadzkirah yang mengatakan merampok untuk kepentingan itu dihalalkan," kata Sutarman di Jakarta, Kamis, 2 Januari 2014
Pada kesempatan yang lain, Baasyir kerap memberikan pernyataan keras terhadap lawan ideologinya. Bahkan, ketika Tempo menanyakan sikapnya pernah melarang jihad di Indonesia Baasyir mencabut pernyataannya. "Kalau memang saya pernah ngomong begitu, ya, saya cabut.
Namun, hukumnya fardhu ain," kata Baasyir. Dia juga tidak menampik ucapannya akan menimbulkan teror. "Bukan, saya hanya menyampaikan isi Al-Quran," ucap Baasyir pada Tempo September 2012.
Berikut ini ucapan-ucapan Baasyir yang dianggap mencerminkan sikap kerasnya terhadap kebijakan pemerintah serta kelompok Islam lain.
TENTANG AHMADIYAH DAN JIL
"Ahmadiyah itu golongan murtad, JIL (Jaringan Islam Liberal) juga golongan murtad. JIL itu buatan orang kafir. JIL itu musuh Islam sebenarnya. Harus diusir dan mestinya itu harus diperangi oleh orang Islam. Tapi karena pemerintahnya bukan pemerintah Islam, jadi tidak
diiganggu, malah dianggap sebagai bagian dari hak asasi manusia meskipun itu merusak (Islam) karena memang negara ini bukan negara Islam, tapi negara kafir". (Ceramah di Masjid Ikhwanul Qorib, Bandung, sebelum ditangkap pada 6 Agustus 2010)
AKSI SWEEPING BULAN RAMADHAN
"Dalam Islam kita diperintah, kalau melihat kemungkaran harus segera menolak. Kalau kamu melihat kemungkaran hendaklah kamu selalu menolak dengan tanganmu. Kalau enggak bisa, dengan hati. Jadi, kemungkaran itu memang harus di-sweeping". (Ceramah di Masjid Ikhwanul Qorib, Bandung, pada 6 Agustus 2010)
IHWAL DEMOKRASI
Baasyir menyebut demokrasi bertentangan dengan ajaran Islam. “Paham itu kurang ajar," ujar dia. Alasannya, kata Baasyir, melalui lewat demokrasi orang yang akan melakukan sesuatu harus meminta izin manusia, bukan kepada Allah SWT.
Islam, katanya, adalah ideologi paling benar, yang paling cocok untuk mengatur kehidupan manusia dan dunia. Jika demokrasi dan Islam dicampur, “Hasilnya kekacauan.” (Ceramah di Masjid Ikhwanul Qorib, Bandung, 6 Agustus 2010)