TEMPO.CO, Malang - Kenaikan harga elpiji 12 kilogram tidak membuat pusing warga Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Ketimbang repot membeli elpiji, warga desa ini memilih untuk memanfaatkan biogas, gas yang dihasilkan kotoran sapi.
Berdasarkan pantauan Tempo, warga Desa Toyomerto membangun 27 unit reaktor penangkap gas metana dari kotoran sapi. Gas ini bisa digunakan warga untuk memasak atau kebutuhan lain, sebagai pengganti elpiji buatan Pertamina.
Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani Mayangsari Toyomerto, R. Soedarmardji, warga sempat pusing karena harus membeli elpiji Rp 75 ribu per tabung setiap bulan.
Dihimpit masalah, ide cemerlang muncul. Warga akhirnya memanfaatkan metana dari kotoran yang dihasilkan 800 ekor sapi perah di Toyomerto. "Selain mencegah pencemaran sumber air juga bermanfaat secara ekonomis," kata Soedarmadji kepada Tempo, Kamis, 2 Januari 2014.
Kini 70 persen dari 1.200 penduduk Toyomerto memanfaatkan gas "made in" sapi. Setiap reaktor yang memanfaatkan limbah 25 ekor sapi bisa dimanfaatkan 5-10 keluarga. Sisa pengolahan biogas dialirkan menjadi pupuk kompos melalui jaringan pipa. Kompos itu digunakan untuk memupuk aneka tanaman sayuran.
Menurut Soedarmardji, pemanfaatkan biogas menghentikan kebiasaan warga menebang pohon pinus di lereng Gunung Panderman untuk kayu bakar. Inovasi ini berhasil menyelamatkan kawasan hutan produksi di sekitar permukiman penduduk.
EKO WIDIANTO
Terpopuler
Menteri Gita Janji Bukakan Akses Pendanaan UKM
Ini Dalih Pertamina Menaikkan Harga Elpiji
Neraca Surplus, Rupiah Menguat Tajam
Di Malang, Elpiji Melon Kian Diburu
Soal Elpiji, Pengusaha Restoran: Pemerintah Gila!
Harga Elpiji Melonjak, Pengusaha Serbu Gas 3 Kilogram