TEMPO.CO, Banjarmasin - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Halim Alamsyah, mengatakan pihaknya saat ini fokus pada tiga hal setelah resmi mengambil alih pengawasan perbankan dari Bank Indonesia. Berikut ini tiga prioritas OJK dalam mengawasi bank.
Pertama, konsolidasi lintas sektoral, seperti industri keuangan nonbank, perlindungan konsumen, perbankan, dan asuransi.
Kedua, memperbaiki sistem pengawasan keuangan dengan menggabungkan peran BI dan Bappepam-LK.
Ketiga, menyempurnakan sistem informasi yang dimiliki OJK secara mandiri.
Menurut Halim, saat ini sistem informasi keuangan berkembang dan masih terpisah-pisah. Oleh karena itu, OJK harus segera memiliki sistem yang terintegrasi dalam mengawasi lembaga keuangan di Tanah Air.
"Memang memerlukan waktu. Tugas OJK ini luas, butuh percepatan dan target yang bisa diukur," kata Halim Alamsyah saat pembukaan kantor cabang OJK Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Senin, 6 Januari 2014.
Sayangnya, Halim tak menyebutkan detail butuh waktu berapa lama mengkonsolidasikan tiga prioritas tersebut. Dalam waktu singkat, dia berharap tiga prioritas kerja ini segera terealisasi. Dengan begitu, OJK semakin maksimal mengawasi segala bentuk investasi keuangan dan menekan angka investasi bodong.
Direktur Pengembangan Kebijakan Konsumen OJK, Anto Prabowo, menuturkan sepanjang tahun lalu ada 2.780 permintaan informasi. Dari jumlah itu, sebanyak 700 informasi merupakan bentuk pengaduan perselisihan di pasar modal dan keuangan nonbank.
Investasi bodong, kata Anto, biasanya mencatut sosok tokoh masyarakat dan menawarkan bunga imbal hasil yang fantastis. "Hanya 70 persen yang bisa diselesaikan. Sisanya kami prioritaskan tahun 2014," kata dia.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita Lainnya
Farhat Abbas Ungkap Kekasih Cut Tari
Megawati Segera Umumkan Capres PDIP
SBY Minta Pertamina Tinjau Kenaikan Harga Elpiji
Lembaga Kajian Syiah Tutup Gara-gara Surat MUI Yogya
Kate Winslet Khawatirkan Miley Cyrus