TEMPO.CO, Malang - Sejumlah pekerja seks komersial dari lokalisasi Dolly Surabaya bermigrasi ke kota lain. Yayasan Paramitra Malang menemukan sedikitnya 10 PSK dari Dolly "membuka praktek" di Kabupaten Malang.
Sejak sejumlah Wisma Dolly Surabaya ditutup, para alumninya menyebar ke sejumlah lokasisasi. "Sejak awal penutupan lokalisasi Dolly, tapi belum signifikan," kata fasilitator advokasi Yayasan Paramitra Malang, Marsikan, kepada Tempo, Selasa, 7 Januari 2013.
Baca Juga:
Para PSK itu masuk ke lokalisasi di Kabupaten Malang, seperti lokalisasi Suko di Kecamatan Sumberpucung dan lokalisasi di Gondanglegi.
Marsikan mengatakan pihaknya mendapat data migrasi PKS itu dari catatan pemeriksaan kesehatan para PSK baru. Saat pindah ke dalam lokalisasi di Malang, setiap PSK diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi terhadap infeksi menular seksual (IMS) maupun tes HIV/AIDS. Pemeriksaan dilakukan secara sukarela melalui program Voluntary Counseling and Testing (VCT). "Lokalisasi Gondanglegi kerja sama dengan puskesmas," katanya.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, memang getol menutup lokalisasi di kotanya. Setelah Semeni, Klakahrejo, dan Tambakasri,ditutup tahun lalu, rencananya Risma akan menutup total lokalisasi Dolly dan Jarak sebelum Ramadan 2014. Sebagian wisma di sana sudah tutup secara sukarela dan memulangkan PSK-nya.
Pemerintah Surabaya berencana memanfaatkan eks-lokalisasi tersebut sebagai pusat ekonomi baru. Di sana akan dibangun pasar, taman, sentra PKL, sport center, dan perpustakaan.
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler