TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Kabupaten Banyuwangi, Adi Sumarno, mengatakan, sejak 1 Januari sampai 8 Januari 2014, baru 140 warga yang mendaftarkan diri sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) jalur mandiri. Rendahnya peserta yang mendaftar diduga karena sosialisasi yang kurang.
Jalur mandiri adalah peserta JKN yang membayar preminya secara perorangan atau tidak ditanggung oleh tempatnya bekerja. Menurut Adi, peserta yang mendaftar kerap tidak bisa memenuhi kelengkapan administrasi. "Banyak yang tidak bawa foto," kata dia kepada wartawan, Rabu, 8 Januari 2014.
Adi sendiri mengakui sosialisasi masih minim karena pihaknya kekurangan petugas. BPJS Banyuwangi hanya memiliki 30 petugas untuk menjangkau tiga kabupaten, yakni Kabupaten Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. Jumlah petugas yang ada itu pun terbagi untuk memberikan pelayanan di rumah sakit.
Selain melayani jalur mandiri, BPJS Banyuwangi melayani 70 ribu peserta PNS dan 552.737 peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Peserta PBI sebelumnya adalah penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, jumlah penduduk Banyuwangi yang harus masuk JKN jalur mandiri sebanyak 55 persen dari total penduduk 1.568.898 jiwa. Dia berjanji akan membantu BPJS setempat untuk memaksimalkan sosialisasi kepada warga. Dalam waktu dekat, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan mengumpulkan 18 ribu ketua RT dan RW untuk mensosialisasikan mekanisme JKN.
IKA NINGTYAS
Terpopuler
Anas Sudah di Area Gedung KPK, Kenapa Tak Masuk?
Bantah ke Cikeas, Denny Tuntut PPI Minta Maaf
Jokowi Senyum-senyum Dipanggil Calon Presiden
Pengacara: Silakan KPK Jemput Paksa Anas