TEMPO.CO, Bagdad - Sedikitnya 25 orang dikabarkan tewas setelah militer Angkatan Udara Irak menembakkan sejumlah misil di Provinsi Anbar, Selasa, 7 Januari 2014. Serangan dimaksudkan untuk melumpuhkan perjuangan kelompok Al-Qaidah yang mencoba mengusai provinsi terbesar di Irak tersebut.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Irak, militer menembaki Kota Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar. Sebagian warga terpaksa mengungsi agar selamat dari serangan itu. "Serangan ke Fallujah (kota yang sudah lebih dulu dikuasai al-Qaidah) tak mungkin dilaksanakan sekarang ini demi menghindari korban warga sipil," kata Letnan Jenderal Mohammed al-Askari, juru bicara Kementerian Pertahanan, kepada kantor berita AFP, seperti diwartakan Al Jazeera, Rabu, 8 Januari 2014.
Al-Qaidah, yang memiliki pejuang dengan sebutan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), saat ini menguasai Fallujah. Mereka sebelumnya mengancam warga setempat dengan menjadikannya target (serangan) jika menudukung pemerintah Irak.
Setelah Ramadi, militer Irak sedang mempersiapkan melakukan serangan besar-besaran dengan bantuan kepala suku setempat ke Fallujah. Bantuan juga disebutkan akan datang dari Amerika Serikat lewat pengiriman pesawat pengintai tanpa awak ke Irak dalam pekan ini.
"Hari ini, angkatan bersenjata mengirimkan bala bantuan baru, termasuk tank dan kendaraan (tempur), ke kawasan berjarak sekitar 15 kilometer di sebelah timur Fallujah," kata seorang kapten polisi yang tak menyebutkan namanya.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Abraham Samad Marah Anas Mangkir Diperiksa KPK
Anas Sudah di Area Gedung KPK, Kenapa Tak Masuk?
Bantah ke Cikeas, Denny Tuntut PPI Minta Maaf
Jokowi Senyum-senyum Dipanggil Calon Presiden
Pengacara: Silakan KPK Jemput Paksa Anas