TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menggelar karpet merah buat investasi perusahaan elektronik Foxconn Technology Group. Menyambut niat investasi mereka, pemprov menyiapkan lahan dan perbaikan infrastruktur.
Wali Kota Jakarta Utara, Heru Budi Hartono mengatakan, letaknya di Kawasan Berikat Nusantara, Marunda. "Di KBN ada standby lahan 120 hektare," kata Heru, usai penandatangan Letter of Intent Pemprov-Foxconn di Balai Kota, Jumat 7 Februari 2014.
Selain itu, ada lagi 20 hektare yang kosong di sekitar Rusun Marunda. "Untuk tahap awal, itu bisa dibangun." Menurut Heru, April nanti, selain penandatanganan memorandum of understanding, Foxconn akan menyerahkan desain bangunan pabrik pertamanya.
Selain lahan, pemprov menyambut investasi berupaya memenuhi janji dukungan infrastruktur. "Kami support dalam APBD." Dia menyebut, infrastruktur kawasan Marunda akan dibenahi. Misalnya pelebaran jalan, penerangan jalan, dan jembatan. "(Jalan) Marunda Raya sekarang 20 meter, padahal idealnya 50 meter. Kalau investasi masuk, kami percepat ini." Dia berencana mengajukan anggarannya ke DPRD dalam APBD Perubahan 2014.
Tak hanya jalan, dia menjanjikan perbaikan drainase, jalan dibeton, dan beli pompa besar untuk saluran Cakung Lama agar anti-banjir. "Itu sepertinya harus empat pompa." Menurut dia, langkah ini memang seharusnya dilakukan karena KBN sejatinya kawasan industri.
Bagaimana dengan relokasi warga? Menurut Heru ada pembangunan rusun. Lalu, warga penghuni akan diarahkan bekerja di KBN. "Orangnya masuk kerja di sana." Ini, kata dia, pernah terjadi dalam relokasi warga Pluit dan pelebaran Kali Angke.
Kalangan kelas menengah-bawah ini diproyeksikan menjadi blue collar worker. Bisa sebagai sopir, tukang taman, satpam, operator forklift, palet, dan processing. "Mereka tidak perlu cari kerja jauh seperti ke Bekasi."
ATMI PERTIWI
Berita Populer
MPR: Soal Usman Harun, Singapura Keterlaluan!
Ikuti Keyakinan Jonas, Asmirandah Ingin Bahagia
Hakim PK MA Bebaskan Dokter Ayu
Dicari KPK, Staf Atut Ngumpet di Hotel
Pengelolaan Dana Haji Rp 80 Triliun Menyimpang