TEMPO.CO, Malang - Puluhan titik kumpul warga disiapkan di Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, untuk mengantisipasi meletusnya Gunung Kelud. Koordinator Umum Jangkar Kelud (Jangkane Kawula Redi Kelud) Catur Sudharmanto alias Mbah Dharmo mengatakan, titik kumpul disiapkan di desa-desa yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kediri, terutama yang berdekatan dengan gunung setinggi 1.731 meter dari permukaan laut itu.
Sedikitnya ada 36 desa di Kediri, Blitar, dan Malang yang meningkatkan kewaspadaan. Kewaspadaan ini disertai dengan penyusunan rencana pengungsian (contingency plan) penduduk ke daerah aman. (Baca juga: Warga Mau Mengungsi Jika Diperintah Kuncen Kelud)
Di Kasembon ada empat desa yang rawan terdampak letusan Kelud, yakni Kasembon, Pondokagung, Bayem, dan Sukosari. Sebanyak 22 titik kumpul disiapkan di Pondokagung. “Bila status Kelud naik jadi awas, maka penduduk segera dievakuasi atau diungsikan ke arah Kasembon,” kata Mbah Dharmo kepada Tempo, Kamis, 13 Februari 2014.
Lokasi pengungsian di Kasembon disiapkan di lapangan SMP Negeri 1, SDN Sukosari 1 dan SDN Sukosari 2, SMKN Kasembon, kantor Desa Sukosari dan Desa Kasembon. Calon lokasi pengungsian ini berjarak antara 21 sampai 25 kilometer dari lokasi Kelud dan dinilai merupakan daerah aman dari jangkauan letusan Kelud.
Sedangkan di Kecamatan Ngantang ada lima desa yang bisa terdampak bencana letusan Kelud. Dari lima desa, hanya Sidodadi dan Ngantru yang posisinya relatif lebih aman karena jaraknya lebih jauh dibanding dari Pandansari, Banturejo, dan Pagersari. Sebanyak 24 titik kumpul disiapkan di dusun-dusun di tiga desa ini.
Ada dua skenario pengungsian. Alternatif pertama, penduduk akan diungsikan di lokasi obyek wisata Waduk Selorejo bila letusan Kelud tidak dahsyat. Lokasi ini berjarak sekitar 15 kilometer dari Kelud. Bila letusan Kelud dahsyat, maka penduduk diungsikan ke lapangan dekat Pasar Ngantang.
Mbah Dharmo juga menyatakan informasi mengenai turunnya satwa dari perbukitan di Ngantang dan Kasembon ke permukiman penduduk masih simpang-siur. Jangkar Kelud belum menerima laporannya.“Sejauh ini masih sebatas katanya-katanya. Informasi itu tidak valid, tidak bisa dipertanggungjawabkan yang hanya bikin bingung dan cemas penduduk saja,” ujar Mbah Dharmo. (Baca juga: Kelud Siaga, Hewan Gunung Mulai Turun)
Ia menegaskan Jangkar Kelud terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah desa dan kecamatan, Palang Merah Indonesia, aparat TNI/Polri, dan terutama dengan Pos Pantau Kelud dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Sejauh ini koordinasi itu berlangsung dengan baik. Koordinasi itu antara lain dilakukan lewat radio komunitas yang terpusat di Kediri.
ABDI PURMONO
Berita lain:
Kuncen: Kelud Baru Umek Belum Mbledos
Jusuf Kalla Pimpin Apel Kesiapan PMI di Kaki Kelud
60 Ribu Penduduk Kelud Bersiap Mengungsi
Pemkab Tak Akui Mbah Ronggo Kuncen Gunung Kelud
Gunung Kelud Kini Tak Bisa Diramal Mbah Ronggo