TEMPO.CO , Jakarta - Pengacara Tommy Soeharto, Otto Cornelis Kaligis yakin kliennya tidak pernah menerima suap dari produsen mesin penerbangan asal Inggris, Rolls-Royce. Dari laman Guardian diberitakan Kantor Investigasi Kasus Suap Inggris (Serious Fraud Office) menangkap dua warga negara Inggris. Musababnya, keduanya diduga berperan dalam penyuapan oleh Rolls-Royce kepada putra mantan presiden Soeharto ini.
"Tak ada hubungannya Tommy dan Garuda. Kalau penyuapannya ada di Garuda, kok Tommy yang harus diperiksa," kata OC Kaligis saat dihubungi pada Kamis, 13 Februari 2014. Sehingga, Tommy dan pengacaranya tak akan melakukan antisipasi apapun. (Baca juga : Kasus Suap Tommy Soeharto, Inggris Tahan 2 Orang)
Saat membela Tommy dulu di kasus tersebut pada 1990-an, kata dia, persidangan tak menemukan fakta adanya peran dari pria yang bernama lengkap Hutomo Mandala Putra. "Harus dibedakan mana yang fakta dan yang isu."
Sebelumnya, perusahaan yang juga membuat mobil mewah ini diduga telah memberi suap US$ 20 juta dan satu mobil Rolls-Royce kepada Tommy. Putra bungsu Mantan Presiden Soeharto itu disebut-sebut menjadi penghubung dan orang yang menentukan kesepakatan antara Rolls Royce dan satu perusahaan penerbangan di Indonesia. (Lihat juga : Inggris Selidiki Suap Rolls-Royce di Indonesia)
Adapun SFO, yang telah mengungkap banyak kasus penyuapan besar, memulai penyelidikan kasus ini sejak Desember 2012. Penyelidikan dilakukan setelah penyidik internal Rolls-Royce juga menetapkan bahwa kasus dugaan suap ini harus diperiksa dengan lebih serius. Diduga terjadi antara 1980 dan 1990-an, aksi kongkalikong ini diungkap oleh mantan pekerja Rolls-Royce, Dick Taylor.
Taylor yang telah bekerja di Rolls-Royce selama 30 tahun, termasuk pernah bertugas di Indonesia, menjadi whistleblower setelah pihak internal perusahaan mengabaikan kasus itu. Setelah mengambil pensiun dini, Taylor memutuskan untuk mengungkapkan semua hal yang dia tahu. Cara dia membocorkan kasus ini ialah dengan menuliskan komentar pada berita-berita tentang Rolls-Royce yang dimuat di surat kabar dan situs berita di seluruh dunia. (Berita lain : TNI AU Terima Pesawat Latih Bermesin Rolls-Royce)
Berdasarkan penuturan Taylor, dalam kurun waktu 1980 hingga 1990-an, Rolls-Royce melakukan penyuapan untuk mendekati maskapai Garuda Indonesia agar mau memesan mesin pesawat Rolls-Royce tipe Trent 700.
Pada 2013, kepala Divisi Penerbangan Rolls Royce, Mark King, mundur setelah empat bulan menjabat Presiden Divisi Penerbangan. Adapun Rolls-Royce menolak mengomentari pengunduran diri King yang diduga berkaitan dengan pengusutan kasus dugaan suap ini.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Terpopuler :
Mengapa Lukminto Sritex Garap Seragam Tentara?
Demi Foxconn, Jokowi Reklamasi Pantai Cilincing
Seragam Bikin Bos Sritex Lukminto Gaul dengan Jenderal
Inggris dan Amerika Banjir Akibat Indonesia