TEMPO.CO, Jakarta - Aksi ambil untung (profit taking) pelaku pasar menekan laju indeks saham harga gabungan (IHSG) hari ini, Selasa, 18 Februari 2014. Nilai tukar rupiah yang kembali bergerak melemah ke level Rp 11.800 per dolar Amerika Serikat, semakin menambah tekanan indeks. Indeks yang bergerak fluktuatif sepanjang hari ini akhirnya tetap ditutup menguat tipis 1 poin (0,02 persen) di level 4.556. (Baca juga : Pelemahan Rupiah Tahan Laju Indeks Saham)
Analis dari PT MNC Securities, Reza Nugraha, membenarkan pergerakan negatif rupiah dan aksi profit taking membuat indeks cenderung tertekan. Pelemahan rupiah yang kembali terjadi membuyarkan ekspektasi peningkatan kinerja emiten sebelumnya. “Sepanjang perdagangan, indeks tertekan arah pelemahan rupiah,” katanya. (Lihat juga : Berkat Rupiah, Indeks Tertolong Menguat)
Adapun harga sebagian saham yang sudah mengalami kenaikan signifikan menjadi alasan pelaku pasar dalam melakukan aksi profit taking di sektor industri dasar dan perbankan. Pelepasan sementara waktu kepemilikan saham bahkan dilakukan untuk mengantisipasi berita negatif beberapa emiten sektor saham tersebut. “Ada sinyalemen, pelaku pasar melakukan sell on news,” Reza menerangkan. (Berita terkait : Rupiah Menguat, Indeks Saham Bakal Melesat)
Hingga indeks saham ditutup, nilai saham yang berpindah tangan tercatat sebesar Rp 5,977 miliar, jumlah lembar saham sebanyak 5.360 lembar, dan frekuensi 260.120 kali.
MEGEL JEKSON (PDAT)
Terpopuler :
Kilang Terbakar dan Nasib Karier Karen Agustiawan
Sekolah Wirausaha tanpa Biaya ala Ir Ciputra
Menteri Perdagangan: Nasib Beras Vietnam Ditentukan Kamis
Anggaran Subsidi Pupuk Organik Batal Dicabut