TEMPO.CO, Purbalingga - Aktivitas Gunung Slamet meningkat. Namun ternyata masih ada pendaki yang berada di kawasan gunung yang berbahaya itu. Tim Search and Rescue Kutabawa masih berusaha mengevakuasi 21 pendaki yang terjebak di lereng Slamet.
"(Para pendaki) sudah kami hubungi sejak semalam, tapi belum ada jawaban," kata Koordinator SAR Kutabawa, Sugeng Riyadi, saat ditemui di pos pendakian Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Selasa, 11 Maret 2014.
Baca Juga:
Status Gunung Slamet naik dari aktif-normal menjadi waspada sejak Senin malam. Gempa tercatat terjadi 450 kali. Abu vulkanis tipis mengguyur sejumlah wilayah di Purbalingga dan Banyumas.
Sugeng menambahkan, ke-21 pendaki itu berangkat pada Senin pagi sekitar pukul sepuluh. Saat ini mereka diperkirakan sudah sampai di pos ketiga atau mendekati daerah puncak.
Ia menambahkan, getaran gempa sudah mulai terasa di pos kedua. Suara gemuruh dari dalam gunung cukup sering terdengar sejak pukul 19.00 WIB. Menurut Sugeng, para pendaki yang masih berada di lereng Gunung Slamet itu berasal dari Jakarta Barat dan Yogyakarta.
Camat Karangreja, Sulistyarno, mengatakan mobil truk sudah disiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk sarana evakuasi. "Aparat sudah kami siagakan, dibantu polisi dan TNI AD," katanya setelah memimpin rapat koordinasi.
Ia meminta aparat pemerintahan dan masyarakat tenang. Ia juga sudah menugaskan bawahannya untuk bersiaga di tiga titik evakuasi yang sudah disiapkan, yakni Pratin, Karangreja, dan Tlahap Kidul. Titik evakuasi tersebut berada dalam radius aman, atau 2 kilometer dari puncak gunung.
ARIS ANDRIANTO
Terpopuler
Pesawat Adam Air Lebih Tragis Dibanding Malaysia Airlines
Gara-gara Andi, Negara Tekor Rp 464 Miliar
Curhat SBY: Koalisi Kadang Makan Hati