TEMPO.CO , Jakarta:Persaingan antarmaskapai penerbangan dalam memperebutkan rute internasional yang digunakan oleh para tenaga kerja Indonesia (TKI) diperkirakan makin ketat. Hal tersebut tak lepas dari masuknya PT Citilink Indonesia sebagai pendatang baru di rute penerbangan ke Malaysia.
“Tambahan maskapai yang terbang ke wilayah itu bakal memberi lebih banyak pilihan bagi para calon penumpang,” ujar pengamat penerbangan Dudi Sudibyo ketika dihubungi, Jumat, 14 Maret 2014. Apalagi peminat pasar itu tak hanya didominasi oleh maskapai full service, tapi juga maskapai berbujet rendah (low cost carrier).
Pernyataan tersebut untuk merespons nota kesepahaman yang diteken oleh Citilink dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) soal pengangkutan tenaga kerja ke Asia, kemarin. Presiden Direktur Citilink, Arif Wibowo, mengatakan kerja sama ini merupakan langkah maskapai untuk mendukung ekspansi ke wilayah regional.(baca:Flynas Garap Pasar Umrah RI, Ini Sikap Garuda)
Dalam waktu dekat, Citilink juga berencana membuka enam rute regional tahun ini untuk mengangkut TKI, di antaranya adalah Kuala Lumpur, Johor Baru, dan Singapura. "Nanti kami pertimbangkan rute-rute berbasis TKI, seperti Taiwan dan Hong Kong," kata Arif.
Meskipun sebagai pemain baru, Citilink siap bersaing memperebutkan sekitar 50 ribu penumpang di rute penerbangan berbujet rendah untuk rute Surabaya-Johor Baru. Rute tersebut sebelumnya hanya dilayani oleh PT AirAsia Indonesia. “Apalagi kami sudah kerja sama dengan BNP2TKI sebagai official carrier,” tutur Arif.
Gurihnya bisnis penerbangan bagi TKI ini terlihat dari jumlah tenaga kerja di luar negeri yang bertambah signifikan setiap tahun. Tahun lalu tercatat sekitar 512 ribu tenaga kerja yang bekerja di luar negeri. Mayoritas di antaranya atau sekitar 350 ribu orang bekerja di Asia-Pasifik dan khusus jumlah TKI di Malaysia mencapai 150 ribu orang.
Selama ini rute penerbangan dari Indonesia ke Malaysia diisi oleh maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, dan AirAsia. Sebelumnya tercatat Tiger Air Mandala ikut terbang ke Kuala Lumpur. Belakangan, maskapai tersebut menutup rute itu bersama dengan beberapa rute internasional lainnya karena ongkos produksi melambung seiring dengan anjloknya kurs rupiah.
Sementara itu, AirAsia bergeming dengan masuknya Citilink ke penerbangan internasional tersebut. Bahkan Manajer Komunikasi AirAsia Indonesia, Audrey Progastama Petriny, mengatakan pihaknya tetap optimistis bakal memimpin dengan menguasai sekitar 80 persen pasar dari rute Surabaya-Johor Baru. “Karena kami sudah punya jaringan terintegrasi cukup luas. Dari Johor bisa ke Kuala Lumpur dan beberapa tempat lain,” katanya.
ALI HIDAYAT | FAIZ NASRILLAH
Terpopuler
SBY Saksikan Pembangunan Pipa Gas di Semarang
KPPU Akan Panggil MNC dan Viva Group
Pencapresan Jokowi Dorong Penguatan Rupiah
Jokowi Capres, IHSG Terbang Tinggi