TEMPO.CO, Pekanbaru - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin apel Satuan Tugas Terpadu Operasi Tanggap Darurat Penanganan Asap. Acara berlangsung di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin, 7 Maret 2014.
Apel diikuti oleh 1.263 personel satuan tugas yang terdiri atas prajurit TNI, Kepolisian RI, dan anggota Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pada apel yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB itu, Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman, dan Kepala BNPB Syamsul Maarif.
Seusai apel, Presiden dan rombongan dijadwalkan bertolak ke Yogyakarta. Presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras, berusaha memadamkan api dan menghilangkan asap. "Alhamdulilah dalam waktu satu dua hari ini telah terlihat hasil nyata dari apa yang kita lakukan," katanya.
Presiden mengatakan, pemerintah telah menetapkan operasi terpadu selama tiga pekan dengan harapan dalam waktu tiga pekan atau kurang, api kebakaran hutan bisa padam. Kendati sudah mulai padam, SBY mengingatkan upaya menghentikan pembakaran lahan harus terus dilakukan. (Baca: Cara SBY Atasi Asap di Riau)
"Riau bisa berubah dan kita bisa berubah mulai hari ini. Saya mengajak masyarakat Riau membangun budaya baru cara-cara baru sehingga Riau bebas asap," kata Presiden yang berada di Riau selama tiga hari dua malam untuk memimpin langsung operasi penanganan asap di provinsi itu.
Kabut asap yang tebal telah mengganggu aktivitas warga dan perekonomian di provinsi ini termasuk penerbangan. Pesawat yang membawa Presiden pada Sabtu, 15 Maret lalu juga sempat mengalami kesulitan untuk mendarat di Pekanbaru sehingga harus singgah di Batam untuk menanti jarak pandang layak.
Untuk memimpin langsung operasi terpadu itu, Presiden Yudhoyono membatalkan kegiatan pribadinya, yakni mengawali kampanye pemilu legislatif di Magelang, Jawa Tengah, Minggu. Presiden telah mengajukan cuti pada 17 dan 18 Maret 2014 untuk kegiatan terkait dengan pemilihan umum legislatif.
Presiden mengaku paham benar persoalan kebakaran lahan di Riau. Banyak pelaku usaha tidak bertanggung jawab atas kerusakan hutan dan melanggar hukum. Bahkan, pimpinan daerah dari tingkat kepala desa hingga gubernur pun seolah tidak mengetahuinya.
SBY menyebutkan, banyak terjadi penguasaan dan pengelolaan lahan yang serampangan, sengaja membakar lahan membuka perkebunan, masih ditemukan cara membakar bermotif finansial, bahkan praktik illegal loging. SBY kecewa seolah tidak ada perhatian dari pemimpin di Riau. Pada prinsipnya, kata SBY, setiap pemimpin daerah pasti paham dengan kondisi di wilayahnya. "Dengan pemahaman sulit saya terima dengan akal sehat saya, kalau ada pembakaran, tidak satu pun yang tahu. Setelah gelap semuanya, titik api menyebar, baru kita sibuk," ujarnya.
ANTARA | RIYAN NOFITRA
Berita Terkait:
Produksi Terganggu Asap, SKK Migas Disebut Naif
Petaka Asap Ancam Produksi Minyak Nasional
Atasi Pembakaran Lahan, SBY Minta Petani Dibantu
Walhi: SBY Telat Atasi Asap Riau