TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Hasibuan, warga Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, akhirnya bisa membawa ibunya berobat di rumah sakit rujukan Kartu Jakarta Sehat. Kemarin, Senin, 17 Maret 2014, tiga rumah sakit dilaporkan menolaknya dengan berbagai alasan. (Baca: Pengguna KJS Tinggi, Jokowi Tambah Tenaga Medis)
"Alhamdulillah, hari ini sudah bisa dirawat, meski katanya sebagian obat harus ditanggung sendiri. Tapi sudahlah, alhamdulillah," ujarnya kala dihubungi Tempo, Selasa, 18 Maret 2014.
Ibu Ahmad, Umih Bating, didiagnosis menderita diabetes. Kemarin, Puskesmas Jagakarsa merujuk pasien tersebut ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.
"Dari puskesmas tadi pagi dirujuk ke tiga rumah sakit, tapi ditolak," ujar Ahmad. Di Rumah Sakit Zahirah, Jagakarsa, Umih ditolak dengan alasan tidak ada dokter dan ruangan. "Lalu kami pindah ke RS Aulia, tak jauh dari sana. Pihak rumah sakit mengatakan alat-alat medisnya tidak lengkap," ujarnya. Selepas siang, Ahmad mencoba membawa ibunya ke RS Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan.
"Di sana, kami ditolak betulan. Katanya untuk pasien Kartu Jakarta Sehat hanya berlaku pukul 07.00-10.00 (WIB) pagi," ujarnya.
Ia mengaku kecewa dengan pernyataan tersebut. Setahunya, KJS bisa berlaku kapan saja di rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah. "Tapi kok kenyataannya begitu, saya kaget," ujarnya. (Baca:Ada JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani)
Ia berharap penanganan pasien KJS lainnya tidak berbelit-belit seperti yang dia alami. "Jangan sampai kayak saya, harus menunggu sehari baru bisa diterima," ujarnya. Ahmad menyatakan, meski para pasien KJS mendapat keringanan biaya perawatan, nyawa mereka sama mahalnya dengan orang-orang yang tak menggunakan KJS. (Baca: Rumah Sakit Kelas C dan D Ditanggung KJS)
M. ANDI PERDANA
Berita Lainnya:
Pangeran William Bantah Kate Hamil Anak Kedua
PKS Kampanye Libatkan Anak, Bawaslu Panggil Anis
Irjen Putut Sosok Tepat Pimpin Baharkam