TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ekspor makanan dan minuman. Salah satunya adalah membidik pasar di Amerika Serikat dan Kanada melalui misi penjualan pada 29 Maret-4 April 2014.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi rencananya akan memimpin delegasi ke Vancouver, Kanada, dan Los Angeles, Amerika Serikat. Dalam forum bisnis di Amerika yang akan berlangsung pada 31 Maret 2014 di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di New York, juga akan dilaksanakan food showcase dari 13 perusahaan peserta misi penjualan ini. (baca juga: Begini Strategi Indonesia Genjot Ekspor ke Korea)
Bayu akan berdialog dengan para pelaku usaha atau importir di setiap kota yang akan disinggahi. "Para pelaku usaha yang diagendakan berdialog dengan Wamendag antara lain dari sektor makanan dan minuman, minyak kelapa sawit, kayu, pulp and paper, furnitur, serta sektor perikanan," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak di kantornya, Kamis, 27 Maret 2014.
Misi penjualan ke Amerika Utara ini, kata Nus, juga akan dirangkai dengan pameran makanan dan minuman Salon International de L'amentation (SIAL) Canada 2014 yang berlangsung pada 2-4 April 2014 di Montreal, Kanada, bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia. “Misi penjualan ini bertujuan untuk membantu perusahaan makanan dan minuman Indonesia masuk dan diterima pasar AS dan Kanada," ujarnya. (lihat juga: Simalakama Pelemahan Rupiah Bagi Ekspor RI)
Selain itu, program ini untuk mempromosikan produk-produk Indonesia pada calon mitra bisnis di sana. Dan, memperkaya wawasan perusahaan, sehingga dapat mempertajam strategi mereka memasuki pasar AS dan Kanada melalui berbagai kegiatan, seperti seminar dan kunjungan ke pasar-pasar retail. “Kunjungan itu baik ke pasar tradisional ataupun pasar mainstream, seperti Dean de luca, E-bay, dan Walmart," kata Nus.
Nus mengatakan SIAL Canada 2014 akan diikuti 13 perusahaan Indonesia, yaitu PT TPS Food, Sungai Budi Group, PT Niramas Utama, PT Anggana Catur Prima, PT AIM Food Manufacturing Indonesia, Javaplant, PT Fruit-ING Indonesia, PT. Quintino’s Djava, PT Aneka Coffee Industry, PT Cocomas Indonesia, PT Aksara Kencana Putra, PT Ragam Jasa Indah, dan satu perusahaan di luar sektor makanan dan minuman sebagai penunjang industri makanan dan minuman dengan memamerkan plastik ramah lingkungan berbasis tapioka, yaitu PT Tirta Marta.
SlAL Canada, kata Nus, merupakan salah satu pameran makanan dan minuman terbesar di Amerika Utara dengan jumlah pembeli rata-rata 14.000 yang berasal dari 61 negara. Tahun lalu, pameran tersebut dilaksanakan di Toronto dan diikuti 758 peserta dari 45 negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Aljazair, ltalia, Korea Selatan, Maroko, AS, dan Meksiko.
Partisipasi Indonesia pada SIAL 2013 memperoleh hasil yang cukup positif, yaitu dengan estimasi transaksi pembelian US$ 4,5 juta dan 300 inquiries.
Berdasarkan data BPS pada 2013, produk makanan dan minuman Indonesia merupakan salah satu produk unggulan yang berkontribusi terhadap ekspor produk non-migas Indonesia. Pada 2013, nilai ekspor produk ini ke seluruh dunia tercatat US$ 4,83 miliar dengan tren yang positif selama lima tahun terakhir (2009-2013) sebesar 14,93 persen. Adapun pada 2014, produk makanan dan minuman olahan ditargetkan mengalami pertumbuhan 10,5-11,5 persen dengan nilai ekspor US$ 4,9-5 miliar.
AS menempati peringkat pertama sebagai negara tujuan ekspor produk makanan dan minuman olahan asal Indonesia pada 2013 dengan nilai US$ 602 juta. Ekspor Indonesia ke AS di antaranya kepiting, kerang-kerangan, tuna, nanas, pasta udang, sirop, dan biskuit. Sedangkan impor dari AS tercatat US$ 376,98 juta dan menduduki peringkat keenam sebagai negara asal impor.
Produk makanan dan minuman yang diimpor Indonesia dari AS antara lain suplemen, buah anggur, sirop, tembakau, kentang, dan daging. Sedangkan Kanada menempati peringkat 32 dengan nilai US$ 22,71 juta. Produk ekspor Indonesia ke Kanada terdiri atas sarang burung walet, kerang-kerangan, kepiting, udang, tuna, teh hitam, kacang mete, pasta udang, dan biskuit.
Sedangkan impor dari Kanada tercatat US$ 17,66 juta. Produk makanan dan minuman yang diimpor Indonesia dari Kanada antara lain kentang, kacang-kacangan, es krim, ekstrak sayuran, suplemen, agar-agar, dan sayuran.
PINGIT ARIA
Terpopuler :
Miripkah Kecelakaan MH370 dengan Adam Air?
SBY Resmikan Tiga Bandara di Kuala Namu
Dorodjatun: Pajak Warisan Bisa Genjot Penerimaan