TEMPO.CO , Jakarta: Ibu Kota Jakarta selain sebagai penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) nasional, Jakarta ternyata mempunyai angka kemiskinan paling kecil dibandikan dengan provinsi lain di Indonesia. Saat ini jumlah penduduk miskin di Jakarta sekitar 375 ribu jiwa. "Angka ini sudah sulit diturunkan lagi," kata Kepala BPS Jakarta, Nyoto Widodo, Kamis, 27 Maret 2014. (Baca: Jumlah Warga Miskin di Sampang Tertinggi di Jawa Timur)
Menurut dia, sangat tidak mungkin menghilangkan kemiskinan di Jakarta menjadi nol. Sebab, kata Nyoto, Tuhan selalu menciptakan berpasang-pasangan, termasuk soal miskin dan kaya. Rendahnya angka kemiskinan ini, karena Jakarta berkontribusi 17 persen kepada PDB nasional atau paling besar dibandingkan provinsi lain.
Selain memiliki angka kemiskinan paling kecil dibandingkan provinsi lain, Jakarta ternyata mempunyai potensi kerawanan sosial di sepuluh kelurahan dari 267 kelurahan. Sepuluh kelurahan rawan sosial itu mencakup Kelurahan Kampung Rawa, Kalibaru, Penjaringan, Galur, Kampung Melayu, Ancol, Tanah Tinggi, Kartini, dan Manggarai. Kelurahan yang rawan sosial itu, paling banyak terdapat di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur.
Kerawanan sosial yang dimaksudkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencakup indeks rawan miskin, indeks rawan lingkungan, indeks rawan prasarana fisik, indeks rawan modal sosial, indeks rawan keamanan, dan indeks rawan ekonomi.
Misalnya, Kelurahan Galur, Kelurahan Kampung Rawa, dan Kelurahan Tanah Tinggi. Di tiga wilayah ini, indeks kerawanan modal sosialnya dinilai tinggi karena tidak ada tempat ibadah, tidak ada kerja bakti, tidak arisan, dan pembinaan sosial seperti karang taruna, majelis taklim atau kebaktian. (Baca juga:Kemiskinan Penyebab Bunuh Diri di Gunungkidul)
Lain halnya dengan kelurahan Ancol, di wilayah ini indeks kerawanan keamanannya sangat tinggi karena berdekatan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa. Banyaknya angka kriminlitas di wilayah ini dianggap berkaitan dengan jalan-jalan di wilayah kelurahan ini kebanyakan berada di kolong-kolong jalan tol, sehingga penerangannya minim. Menurut Nyoto, BPS hanya menyediakan data. "Silahkan Pemprov DKI menindaklanjuti temuan ini," ujarnya.
AMIR TEJO
Terpopuler
Miripkah Kecelakaan MH370 dengan Adam Air?
SBY Resmikan Tiga Bandara di Kuala Namu
Kritik Habibie: Pemerintah Indonesia Bermental Dagang
Penduduk Usia Produktif Indonesia Paling Unggul di ASEAN