TEMPO.CO, Banyuwangi - Garuda Indonesia menunda jadwal pengoperasian pesawat ATR 72-600 rute Denpasar-Banyuwangi-Surabaya pergi-pulang menjadi Mei. Semula, penerbangan perdana rute itu direncanakan 5 April 2014.
Manajemen Garuda Indonesia bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa pagi, 1 April 2014, di Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka meminta maaf karena penundaan jadwal itu. General Manager PT Garuda Indonesia Tbk Cabang Surabaya Ari Suryanta menyampaikan alasan penundaan, yakni karena pesawat ATR yang seharusnya tiba 27 Maret lalu dari Prancis baru datang Selasa, 1 April 2014. "Produsen masih menyempurnakan mesin sehingga terlambat datang," kata Ari, Selasa, 1 April 2014.
Pesawat ATR 72-600 yang melayani penerbangan ke Banyuwangi adalah armada ketiga yang didatangkan Garuda. Perusahaan akan membeli 38 pesawat kecil jenis ATR 72-600. Pesawat jenis propeller itu akan didatangkan mulai tahun ini hingga 2018 mendatang untuk melayani rute pendek.
Sejumlah pilot dan awak kabin terlebih dulu akan menjalani pelatihan dan simulasi untuk mengoperasikan pesawat tersebut. "Seluruh kru harus kami memenuhi kualifikasi dulu, baru bisa terbang," katanya.
Kepala Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Andy Hendra Suryaka mengatakan seluruh persiapan menjelang penerbangan perdana Garuda telah rampung. Seperti penambahan loket tiket dan penambahan beberapa fasilitas di ruang tunggu. "Semua sudah selesai, tinggal menunggu pesawat datang."
Rencananya, Garuda akan berangkat dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar, ke Banyuwangi pukul 06.50 Wita, kemudian Banyuwangi-Surabaya 07.05 WIB. Perjalanan akan dilanjutkan Surabaya-Banyuwangi pukul 10.30 WIB dan Banyuwangi-Denpasar 11.50 WIB.
Surat izin penambahan rute Garuda Indonesia baru diterbitkan Kementerian Perhubungan melalui SK Au.004/18/9/DRJU-PAU-2014 pada 28 Maret 2014. Batas atas tarif tiket Surabaya-Banyuwangi sebesar Rp 664.000 dan Denpasar-Banyuwangi Rp 332.000.
IKA NINGTYAS
Terpopuler:
MH370 Terkuak Jika Kotak Hitam Tersambung Satelit
Gugatan Pabrik Baja Atas Trowulan Dinilai Lemah
Ahok Curhat Soal Jokowi yang Fokus Berkampanye
Jokowi Batal ke Trenggalek, Kader PDIP Ngamuk
Menteri Roy: Status Istimewa Surakarta Ditolak karena Sejarah