TEMPO.CO, Kupang - Pelantikan pasangan Markus Dairo Talu-Ndara Tanggu Kaha sebagai bupati dan wakil bupati terpilih Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), segera dilakukan. Sebab Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, sudah menandatangani surat keputusan pelantikan terhadap keduanya setelah cukup lama terkatung-katung.
Markus-Ndara yang dijagokan oleh Partai Golkar sudah memenangkan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya (SBD). Sesuai hasil rapat pleno Komisi Pemilihan Umum SBD pada 10 Agustus 2013, Markus–Ndara unggul dengan meraup 81.543 suara (47,62 persen). Keduanya mengalahkan duet inkumben, Kornelis Kodi Mete-Daud Lende Umbu, yang mendapatkan 79.498 suara (46,43 persen). Pasangan lainnya, Jacob Malo Bulu-John Mila Mesa Geli, mendapatkan 10.179 suara (5,94 persen).
Mahkamah Konstitusi, melalui putusannya pada 24 Agustus 2013, mengukuhkan kemenangan Markus–Ndara setelah menolak gugatan yang dilayangkan Kornelis-Daud, pasangan yang diusung PDI Perjuangan. Namun, KPU SBD dalam rapat pleno ulang pada 26 September 2013 menganulir kemenangan Markus–Ndara dan justru memenangkan Kornelis–Daud.
Alasan yang digunakan KPU SBD adalah ditemukannya minipulasi suara di tiga kecamatan yang diduga dilakukan tim pemenangan Markus–Ndara. Padahal, masalah manipulasi suara itu yang dijadikan dasar gugatan ke MK dan ditolak KPU SBD juga menggunakan laporan ke Kepolisian setempat, juga ihwal manipulasi suara itu sebagai dalih.
Akibat terus terkatung-katung, masalah pemilukada SBD dibahas dalam rapat konsultasi di Kementerian Dalam Negeri pada 14 November 2013. Menteri Gamawan pun, dalam suratnya tertanggal 7 Januari 2014, menegaskan bahwa kemenangan Markus–Ndara telah final. Namun, pelantikan tak kunjung berlangsung. Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, beralasan belum bisa mengambil keputusan karena KPU SBD mengajukan dua pasangan sekaligus, yakni Markus–Ndara serta Kornelis-Daud.
Dimintai konfirmasi oleh Tempo, Rabu, 2 April 2014, Markus membenarkan ada SK Menteri Dalam Negeri mengenai pelantikannya. Namun, Markus belum mengetahui kapan pelantikan berlangsung. "Mendagri sudah tandatangani SK pelantikannya, hanya menunggu waktu pelantikan," katanya.
Adapun Kornelius tak ingin banyak berkomentar. Kornelis bahkan mengatakan sudah tidak punya keinginan untuk kembali menjadi Bupati SBD. Apalagi kisruh pemilukada SBD telah menimbulkan kerusuhan yang terus menerus, termasuk pembakaran kantor KPU SBD Selasa, 1 April 2014, yang menimbulkan korban jiwa. "Saya tidak ingin jadi bupati lagi dengan adanya peristiwa seperti ini. Kehilangan nyawa manusia sangat sia-sia," ujarnya.
Juru bicara KPU NTT, Maryanti Luturmas Adoe, mengatakan belum tahu ihwal SK Mendagri berkaitan dengan pelantikan Markus-Ndara. Namun, sebelumnya Maryanti menjelaskan KPU NTT telah menjadwalkan pelantikan Markus-Ndara dilakukan sebelum atau setelah pemilu legislatif 9 April 2014. Apalagi KPU NTT telah mengambilalih tugas KPU SBD setelah memecat ketua dan seluruh anggotanya karena menolak memproses pelantikan Markus-Ndara.
Gubernur Frans Lebu Raya menolak berkomentar tentang SK pelantikan Markus-Ndara yang telah ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri. “No comment,” ucapnya singkat.
YOHANES SEO
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita terpopuler lainnya:
Kata Ahok Soal Sumbangan Rp 60 M Prabowo di Pilgub
Temui Demonstran, Jokowi: Biar Cepat Pulang
Ini Caleg dan Capres Ideal Versi KPK