TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati mengaku menyelamatkan Bank Century setelah membandingkan manfaat dan mudarat. Menurut dia, penyelamatan Century senilai Rp 632 miliar melalui fasilitas pendanaan jangka pendek lebih baik ketimbang mempertaruhkan nasib sistem keuangan nasional yang bernilai Rp 1.700 triliun pada 2008.
"Saya sebagai pembuat kebijakan harus memperhatikan mudarat sekecil-kecilnya," ujar Sri Mulyani ketika bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jumat, 2 Mei 2014.
Menurut Sri, kegagalan Bank Century akan menimbulkan ongkos yang lebih besar, yaitu runtuhnya kepercayaan masyarakat. Dalam sejarah sistem keuangan dunia, katanya, tidak pernah ada negara yang bisa lolos dari krisis psikologis masyarakat.
Sri Mulyani mendatangi Gedung Tipikor mengenakan blazer batik berwarna cokelat. Dia memasuki ruang sidang dengan pengawalan pagar betis petugas Kepolisian. Ratusan petugas ikut mengawal persidangan yang mengagendakan kesaksian Sri Mulyani.
Sebelumnya, jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi mendakwa Budi Mulya bersama Boediono, yang kini menjabat wakil presiden, serta sejumlah pejabat bank sentral lainnya melakukan korupsi dalam pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek Bank Century. Kebijakan FPJP disebut merugikan keuangan negara Rp 689,39 miliar. Sedangkan proses penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik merugikan negara Rp 6,7 triliun. (Baca: Sri Mulyani Disebut Saksi Kunci Century)
LINDA TRIANITA
Berita lain:
Buruh Perusahaan Prabowo Tagih Tunggakan 4 Bulan Gaji
Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura
5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit
Sri Mulyani Tegur Boediono Soal Century
NasDem: Jokowi itu Produk Lokal
Terungkap, Moyes Kecewa Berat pada Bintang MU Ini