TEMPO.CO, Lumajang -- Pabrik sigaret kretek tangan (SKT) Plant Kunir Lumajang PT HM Sampoerna Tbk hanya bertahan kurang dari dua tahun sejak resmi dibuka pada 11 Juli 2012.
Tempo sempat datang pada seremonial peluncuran pabrik SKT saat itu, yang dihadiri Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar dan Ketua DPRD Lumajang Agus Wicaksono. Adapun petinggi PT HM Sampoerna yang datang waktu itu antara lain Presiden Direktur John Gledhill, Peter Hanse selaku Head of Operation, Dominggo Voegell, Jane Morisson selaku Head of Contribution, Markus Hozea, serta Henny Susanto.
Bupati Sjahrazad memiliki harapan besar terhadap peresmian pabrik SKT Plant Kunir Lumajang saat itu. Sebab, setidaknya ada 3.200 tenaga kerja yang terserap, sehingga mengurangi angka pengangguran. (Baca: Bangkrut, PT HM Sampoerna PHK Ribuan Karyawan)
Sedangkan John Gledhill mengatakan, pabrik baru tersebut memperkuat tradisi SKT Sampoerna yang dimulai sejak 1913. "Dan juga merupakan dukungan kami terhadap ketenagakerjaan dan pemberdayaan masyarakat di Jawa Timur," kata John.
John juga mengatakan Kabupaten Lumajang memiliki tradisi pertanian tembakau yang kaya. "Sampoerna berkomitmen untuk melestarikan tradisi itu dengan berinvestasi di Jawa Timur," kata John kala itu.
Peluncuran pabrik SKT di Lumajang saat itu bersamaan dengan peluncuran pabrik SKT serupa di Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Dengan peluncuran dua pabrik SKT di Lumajang dan Probolinggo waktu itu, pabrik SKT bertambah dua lagi dari sebelumnya, yakni yang berada di Surabaya, Pandaan, dan Malang.
DAVID PRIYASIDHARTA
Terpopuler