TEMPO.CO, Sumenep--- Bahan bakar jenis premium dan solar mulai langka lagi di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kelangkaan bahan bakar tersebut membuat harganya melangit. Harga satu liter premium berkisar antara Rp 25 hingga Rp 30 ribu, sedangkan solar berkisar antara Rp 9 hingga Rp 10 ribu. "Tak hanya mahal, bensin juga susah didapat," kata Sale, warga Desa Karamian, Kecamatan Masalembu, lewat sambungan telepon, Minggu, 18 Mei 2014.
Kelangkaan ini, kata Sale, sudah berlangsung sejak dua pekan terakhir. Stok BBM di penyalur resmi PT Pertamina di Masalembu juga kosong. "Di pengecer ada, tapi jarang yang dijual. Pengecer jarang memajang bensin," ujar dia. (Baca: Harga BBM Eceran di Padang Rp 12 Ribu per Liter)
Menurut Sale, kelangkaan BBM itu telah menimbulkan masalah tersendiri dalam dunia pendidikan di Masalembu. Siswa yang sekolahnya jauh, lanjut dia, sering bolos karena kendaraan pengantar kehabisan bensin dan sulit mengisi. "Padahal, jarak sekolah itu bisa 30 kilometer," kata Sale.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Sumenep dan PT Pertamina bisa segera mengatasi masalah kelangkaan bahan bakar di Masalembu. "Sudah sering langka begini. Dua bulan lalu langka, kami segel kantor kecamatan," katanya. (Baca: Daerah Didesak Kendalikan Konsumsi BBM Bersubsidi)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumenep asal Pulau Masalembu, Darul Hasyim Fath, menilai kelangkaan BBM tersebut seharusnya tidak perlu terjadi di Sumenep. Sebab saat pembahasan APBD 2014, DPRD telah menyetujui dana pengawasan dan penanggulangan kelangkaan BBM sebesar Rp 297 juta. "Tapi kenyataannya mana? Di lapangan BBM tetap masih langka," katanya.
Darul mengingatkan, kelangkaan BBM bisa berdampak buruk bagi perekonomian warga Masalembu. "Nelayan tidak bisa melaut, pedagang tidak bisa kulakan karena kapalnya kehabisan solar," ujarnya.
MUSTHOFA BISRI