Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bintang Sekarat Makan Dua Planet Sekaligus  

image-gnews
Foto ilustrasi: NASA
Foto ilustrasi: NASA
Iklan

TEMPO.CO, Cambridge - Dua planet yang mengorbit bintang Kepler-56 bakal tamat. Astronom mengumumkan planet Kepler-56b dan Kepler-56c bakal ditelan bintang yang mereka kitari dalam waktu relatif singkat berdasarkan standar astronomi. Kiamat bagi dua planet itu diperkirakan terjadi masing-masing sekitar 130 juta dan 155 juta tahun lagi. 

"Sejauh yang kami tahu, inilah pertama kalinya dua eksoplanet yang sudah dikenali dalam satu sistem bisa diprediksi kapan waktu kematiannya," kata peneliti Gongjie Li, seperti ditulis situs Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA), Rabu, 4 Juni 2014.

Li mempresentasikan hasil risetnya dalam pertemuan American Astronomical Society. Kejadian di sistem Kepler-56 bisa memberikan petunjuk tentang masa depan tata surya manusia. Dalam waktu sekitar lima miliar tahun, matahari akan berubah menjadi bintang merah raksasa. Matahari diperkirakan akan membengkak lalu menelan Merkurius dan Venus serta menghancurkan kehidupan di Bumi. 

Kepler-56 sendiri sudah berkembang menjadi bintang merah rakasa. Bintang dalam tipe ini tergolong sekarat dan dalam tahap akhir kematian. Ukurannya sudah mengembang empat kali ukuran matahari dan terus membesar. Selain ukuran, gaya gravitasi bintang itu juga menguat dan menarik planet-planet terdekat menuju kehancuran. 

Planet Kepler-56b mengorbit bintangnya dalam tempo 10,5 hari. Sedangkan durasi orbit Kepler-56c sekitar 21,4 hari. Jarak mereka ke bintangnya lebih dekat ketimbang posisi Merkurius terhadap matahari. Hasilnya, dua planet itu bakal hancur lebih cepat.

Sebelum musnah, dua planet itu akan dipanggang oleh panas bintang yang terus membesar. Atmosfer planet bakal mendidih akibat panas hebat. Bentuk planet itu bakal meregang seperti bentuk telur akibat kuatnya gelombang bintang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu-satunya planet yang diperkirakan sanggup bertahan dalam sistem itu adalah Kepler-56d. Planet gas rakasa itu memiliki orbit setara 3,3 tahun bumi. Posisinya dinilai cukup aman, sementara dua saudaranya bakal musnah ditelan Kepler-56.

Sistem Kepler-56 adalah sistem multiplanet "miring" pertama yang ditemukan manusia di luar tata surya. Orbit dua planet terdalam sedikit lebih tinggi dari ekuator bintangnya. Hal ini di luar dugaan karena planet itu berasal dari debu dan gas yang sama dengan bintang Kepler-56. Planet dengan kondisi semacam itu seharusnya mengorbit sejajar dengan ekuator bintang, sama seperti yang terjadi di tata surya manusia. 

CfA | SPACE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita Terpopuler:
SBY: 2004, TNI-Polri Tak Netral
Umat Kristen Sleman Empat Kali Berpindah Tempat
Avanza Luxury Tawarkan Kemewahan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

49 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.