TEMPO.CO, Sidoarjo- Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo M. Husni Thamrin menjelaskan, hingga saat ini pekerja seks komersial dari lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak, Surabaya, belum teridentifikasi di Kabupaten Sidoarjo, meski jadwal penutupan kedua tempat itu kian dekat, yakni 18 Juni 2014.
“Kami sudah berkoordinasi kepada camat-camat setempat. Alhamdulillah, belum ada,” kata Husni kepada Tempo saat ditemui di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Senin, 9 Juni 2014.
Menurut Husni, meski yang bertanggung jawab merazia dan menertibkan para pekerja seks adalah Satuan Polisi Pamong Praja Sidoarjo, pihaknya juga akan melakukan langkah antisipasi agar mereka tidak masuk ke Sidoarjo. “Kami semua akan bekerja sama untuk mengantisipasi itu, termasuk Bupati,” tuturnya.
Pemerintah Sidoarjo akan mengedarkan surat yang berisi penolakan terhadap pekerja seks yang beraksi di Sidoarjo. “Surat edaran itu akan diberikan kepada camat-camat untuk diperhatikan di tiap daerah.”
Verifikasi dan pendataan juga akan dilakukan di kafe-kafe, tempat karaoke, dan diskotek. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja akan melakukan pembinaan dan pembekalan agar pekerja seks berhenti dari pekerjaannya. “Pendataan akan kami jadikan landasan untuk menindaklajuti.” (Lihat: Jelang Dolly Ditutup, Bangkalan Gencarkan Razia)
Husni berjanji akan meninjau Kecamatan Krian yang dikabarkan punya tempat prostitusi. “Kabarnya memang di Krengseng-Krian itu ada. Dulunya bukan tempat prostitusi, tapi tempat penampungan gelandangan dan pengemis.”
Daerah itu, kata dia, akan menjadi perhatian khusus dan segera akan diperjelas status kepemilikan lahannya. Jika milik pemerintah, lahan itu akan dialihfungsikan. Namun apabila tanah itu milik perseorangan, pihaknya akan menutup tempat itu. “
"Semua tempat yang mengarah kepada prostitusi, baik kafe atau tempat karaoke yang terindikasi prostitusi akan kami tutup,” katanya. (Baca pula: Rambah Tuban, Sembilan PSK Dolly Terjaring Razia)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita utama:
OJK Telisik Kartel Suku Bunga Bank
Polisi: Pemerkosaan Mahasiswa Malaysia Rekayasa
Haters Jokowi-Prabowo Terancam Pikun Lebih Dini