TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa meninggalnya Arfiand Caesary Alirhami, siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, membuat kalangan yang tergabung dalam ikatan alumni sekolah itu kaget. "Kaget karena enggak pernah begini," kata Adhyaksa Dault, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga salah satu alumni, Senin, 23 Juni 2014.
Pelajar berusia 16 tahun itu meninggal setelah mengikuti kegiatan pencinta alam Sabawarna di Tangkuban Perahu, Bandung, Jawa Barat. Padahal, menurut Adhyaksa, selama 35 tahun Sabawarna berdiri, tidak pernah ada kejadian seperti ini. Tradisi sekolah itu pun jauh dari kekerasan. "Tidak pernah dilakukan kekerasan fisik atau bullying ke anggota."
Menurut dia, tidak ada pergeseran budaya yang signifikan di SMA 3 Setiabudi. Setiap ada orientasi siswa baru, alumni selalu dilibatkan. "Kekerabatan kami kuat," katanya. Alumni yang banyak dari kalangan pesohor, seperti Addie M.S., Fariz R.M., dan Ikang Fawzi, itu bahkan masih bertemu guru yang aktif maupun yang pensiun.
Karena itu, dia mengatakan, jika ada indikasi kekerasan terhadap Arfiand, ikatan alumni menyerahkan masalah ini kepada penegak hukum untuk ditindak tegas. "Kami koordinasi dengan polisi agar diusut tuntas. Kalau ada indikasi kekerasan, harus diproses, siapa pun orangnya," kata Adhyaksa. Sejumlah alumni telah mendatangi Polres Jakarta Selatan setelah pertemuan alumni yang digelar Ahad kemarin.
Namun Adhyaksa menyebutkan pihak alumni juga tidak menutup kemungkinan Arfiand sudah dalam kondisi sakit sebelum mengikuti kegiatan Sabawarna. Sebab, sepulang dari kegiatan itu, Arfiand sempat dirawat di rumah sakit. "Kami juga harus lihat apakah kejadian ini betul karena penganiayaan atau sakit yang diderita almarhum," ujar Adhyaksa. Sampai sekarang, kata dia, belum ada hasil resminya.
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, Arfiand Caesary Alirhami, 16 tahun, meninggal saat hendak menjalani operasi infeksi di bagian perut di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan, pada Jumat siang, 20 Juni 2014.
Siswa kelas XI IPA A itu diduga mengalami penganiayaan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam Sabawarna di Tangkuban Perahu, Bandung, Jawa Barat, selama delapan hari terhitung sejak Kamis, 12 Juni 2014. Sebab, sepulang dari kegiatan itu, Arfiand langsung dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka dan sakit pada bagian perut.
ATMI PERTIWI
Berita Terpopuler:
Tip Hindari Kehabisan Tenaga Saat Midnight Sale
Ini Tip Midnight Sale dari Pengusaha Mal
Kejanggalan Pembunuhan di Rumah Tentara Bandung
Harga Kopi Starbucks Naik Satu Dollar