TEMPO.CO, Jakarta - Pasokan cabai merah besar dari Jawa Barat diduga sengaja ditahan untuk menjaga agar harga komoditas itu tak anjlok lebih dalam. Hal ini diungkapkan oleh pedagang cabai grosir di Pasar Induk Kramat Jati, Sidik, 40 tahun, yang selama ini memperoleh cabai dari Taraju, Tasikmalaya. "Kalau banyak dimasukkan, bakal murah terus harganya," katanya ketika ditemui di los cabai UD Raksatani, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa 1 Juli 2014. (baca:Harga Anjlok, Petani Sumenep Sedekahkan Cabai)
Sidik mengatakan normalnya ini ia menerima satu ton cabai merah besar per hari. "Sekarang hanya 5 kuintal per hari," katanya.
Menurut dia, pengurangan pasokan disebabkan sedikitnya peminat cabai merah besar di pasar. "Lagi berkurang pembeli cabai merah besar," ujar Sidik.
Seperti diketahui, harga cabai yang normalnya Rp 25 ribuan per kilogram kini sudah melorot di kisaran Rp 10 ribu per kilogram di pasaran. Harga di tingkat petani bahkan ada yang hanya Rp 1.000 per kilogram.
Sidik bahkan menjamin tidak akan akan kenaikan harga cabai merah besar hingga Lebaran. "Enggak bakalan naik," kata dia. Padahal, biasanya menjelang Lebaran harga komoditas ini naik gila-gilaan hingga empat kali lipat dari harga normal. (baca:CT: Harga Cabai Anjlok, Petani Bakal Mogok )
Di lain pihak, pasokan cabai di Pasar Induk Kramat Jati yang diterima dari sentra cabai Jawa Tengah masih stabil. "Cabai yang kami terima masih banyak, lagi panen raya," kata Sriyanto, 49 tahun, pedagang cabai grosir ketika ditemui di los cabai UD Widy Bramantyo, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin.
Sriyanto yang memasok cabai dari Wates, Magelang, dan Kulon Progo mengatakan hanya pasokan dari Kulon Progo yang sedikit berkurang. Namun, ia tidak begitu khawatir karena kekurangan itu masih bisa tertutupi.
PAMELA SARNIA
Berita lainnya:
Ormas Islam Klaim Prabowo Panglima Perang
Tanggapi Ejekan Fahri, Ruhut: Jokowi Presiden Ke-7
Kekayaan Capres-Cawapres Melejit atau Merosot?