TEMPO.CO, Sampang - Tabrakan maut antara pikap dan truk bermuatan tabung elpiji di Desa Tanden, Kecamatan Camplong, Sampang, pada Ahad dinihari tadi diduga terjadi karena mobil bak terbuka pengangkut delapan orang itu tiba-tiba oleng.
Sopir pikap bernama Kurdi tidak mampu mengendalikan kendaraanya yang melaju dalam kecepatan tinggi sehingga menghantam truk elpiji yang melaju dari arah berlawanan. Dugaan ini muncul berdasarkan cerita Abdus Syukur, 34 tahun, awak truk yang selamat dalam kecelakaan maut tersebut.
"Yang saya ingat, pikap putih itu berjalan oleng hingga masuk ke jalur truk kami di lajur kanan, lalu tabrakan keras terjadi," kata Syukur, warga Bangkalan, saat ditemui di Kepolisian Sektor Kota Sampang, Ahad siang, 6 Juli 2014.
Setelah tabrakan terjadi, kaca depan truk elpiji pecah. Pecahnya kaca tersebut menyelamatkan nyawa Syukur dan sopir truk, Meiriyanto. "Kami langsung loncat dan menyelamatkan diri," ujar Syukur.
Namun nahas bagi penumpang pikap. Setelah tabrakan terjadi, pikap langsung terguling dan terbakar. Dari delapan penumpang pikap, hanya dua orang yang selamat. Sisanya hangus terbakar, termasuk sopir. "Kami tidak sempat menolong karena terguling dan terbakarnya bersamaan. Tidak ada jeda," kata Syukur. (Baca: Tabrakan Maut di Sampang, 6 Penumpang Tewas)
Kepala Kepolisian Resor Sampang Ajun Komisaris Besar Imran Siregar mengatakan pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan tim laboratorium forensik untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan maut tersebut. "Belum tahu pasti (penyebabnya) karena kejadiannya dinihari, jarang saksi," katanya.
MUSTHOFA BISRI