TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Menengah Atas Negeri 3 dinilai tidak bertanggung jawab dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap Arfiand Caesary Alirhami, 16 tahun, seusai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam Sabhawana di Tangkuban Parahu, Jawa Barat. "Sekolah sama sekali lepas tangan," kata YA, ibunda seorang tersangka penganiaya berinisial TM, kepada Tempo, Jumat, 4 Juli 2014.
Sebelum ditetapkan menjadi tersangka, kata YA, kepolisian telah memanggil lima siswa SMA 3, Jakarta Selatan, yang dianggap mengetahui apa saja yang terjadi selama kegiatan itu. Mereka adalah DW, TM, AM, KR, dan PU. Dalam surat pemanggilan tertanggal 25 Juni 2014 yang dikirim ke sekolah, kelima siswa ini masih berstatus saksi. (Baca: Ahok: Masa Guru SMA 3 Tak Tahu Muridnya Sok Jagoan)
Namun sekolah tidak langsung menyampaikan surat pemanggilan itu kepada orang tua siswa. "Saya baru tahu ada panggilan polisi saat pengambilan rapor pada 27 Juni 2014," ujarnya. Saat menerima surat pemanggilan untuk putranya, TM, YA mengatakan kondisi surat sudah terbuka. (Baca: Ospek SMA 3, Tersangka Dihibur Buku Raditya Dika)
Ketika para orang tua tersangka meminta kejelasan dan pertanggungjawaban sekolah terhadap putranya yang terjerat hukum, YA mengaku mereka malah diusir oleh pihak sekolah dan alumni. "Tidak boleh ada rapat-rapat lagi di sekolah," kata YA. (Baca: Tersangka Ospek Sabhawana SMA 3 Sakit Epilepsi)
Sejak putranya dan keempat temannya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan, YA mengatakan, pihak sekolah menutup diri dan lepas tanggung jawab. "Padahal sekolah juga menyetujui kegiatan Sabhawana," kata YA. (Baca: Begini Uji Fisik di Ekskul Sabhawana SMA 3)
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA 3 La Ode Makbudu mengatakan belum akan menjatuhkan sanksi bagi lima siswanya yang menjadi tersangka. Pihak sekolah, kata La Ode, masih menunggu hasil proses hukum yang sedang berjalan. "Kami bergerak sesuai hukum saja," kata La Ode. (Baca: Sekolah Belum Beri Sanksi Kelima Tersangka SMA 3)
DEVY ERNIS
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Lurah Susan 'Mengurung Diri' Sampai 9 Juli
Prabowo 'Nyerah' di Daerah-daerah Ini
Dihalangi Mencoblos, Ratusan TKI Hongkong Marah